Publikasi FAO Soroti Keberhasilan Indonesia dalam Mengurangi Deforestasi

: Menteri LHK Siti Nurbaya dalam pertemuan COFO ke-17 di Roma, Italia (Biro Humas KLHK)


Oleh Wahyu Sudoyo, Rabu, 24 Juli 2024 | 06:00 WIB - Redaktur: Untung S - 354


Jakarta, InfoPublik – Pemerintah Republik Indonesia memberikan apresiasi tinggi kepada Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) atas publikasi terbaru mereka, The State of the World's Forests (SOFO) 2024. Laporan itu, yang bertema 'Inovasi Sektor Kehutanan Menuju Masa Depan yang Lebih Berkelanjutan', mengungkapkan penurunan signifikan deforestasi di beberapa negara, termasuk Indonesia.

"Kami mengapresiasi kabar baik dalam SOFO yang menunjukkan bahwa ada penurunan deforestasi yang signifikan di beberapa negara. Sebagai contoh, deforestasi diperkirakan telah menurun sebesar 8,4 persen di Indonesia pada 2021-2022," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, dalam keterangannya terkait pertemuan Committee on Forestry (COFO) ke-27 di Roma, Italia, Selasa (23/7/2024).

Menurut Siti Nurbaya, publikasi FAO juga mengungkapkan berita gembira lainnya, yaitu penurunan laju kehilangan hutan bakau global bruto sebesar 23 persen antara periode 2000-2010 dan 2010-2020.

"Hal itu merupakan berita yang menggembirakan. Namun, pekerjaan kita bersama masih jauh dari selesai," tambahnya.

Siti Nurbaya menegaskan, kabar baik itu tidak mengurangi komitmen pemerintah Indonesia dalam mencapai target iklim yang ambisius. Indonesia telah menyerahkan National Determined Contribution (NDC) yang disempurnakan pada 2022 untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

"Pengurangan emisi kami mencapai 47,3 persen pada 2020, 43,8 persen pada tahun 2021, dan 41,6 persen pada tahun 2022 dibandingkan dengan baseline tahunan. Ini melebihi target NDC kami sebesar 43,2 persen dengan kerja sama internasional dan jauh melampaui kapasitas nasional 31,89 persen," ungkapnya.

Dalam hal ini, lanjutnya, Indonesia mengelola sumber daya alam dan mengimplementasikan aksi iklim secara sistematis dan terintegrasi melalui 15 klaster aksi iklim di bawah Rencana Operasional Forest and Land Use (FOLU) Net Sink 2030. Rencana ini mengikat secara hukum, bukan hanya komitmen di atas kertas.

Selain itu, Indonesia juga mendukung inovasi yang bertanggung jawab dan inklusif untuk mengoptimalkan solusi berbasis hutan dengan membawa banyak program dan kegiatan seperti:

  1. FOLU Net Sink 2030
  2. Pengurangan laju deforestasi, peningkatan pengendalian kebakaran hutan dan lahan
  3. Peningkatan program perhutanan sosial dan hutan kemasyarakatan adat
  4. Promosi kawasan konservasi dengan menerapkan Resort Based Management (RBM) dan Spatial Monitoring and Reporting Tool (SMART)
  5. Meningkatkan tata kelola kehutanan, memperbaiki ekosistem gambut dan bakau, serta memperkenalkan Sistem Verifikasi dan Legalitas Kayu (SVLK)
  6. Melibatkan kaum muda untuk berinvestasi dalam pengelolaan hutan dan lingkungan yang berkelanjutan

"Semua inovasi dan program tersebut telah dijelaskan dalam publikasi terbaru kami The State of Indonesia's Forests 2024, versi Indonesia dari SOFO 2024, yang akan diluncurkan Selasa 23 Juli 2024 pukul 8.00 pagi di Syeikh Zayed Conference Room," kata Menteri LHK menandaskan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 20 November 2024 | 16:52 WIB
KPK Perkuat Pengelolaan Barang Bukti Korupsi lewat Pelatihan Bersama UNODC dan FBI
  • Oleh Wandi
  • Senin, 18 November 2024 | 08:44 WIB
Wamenpora Apresiasi Atlet Muda Pencak Silat di Pra-Popnas 2024