- Oleh Dian Thenniarti
- Jumat, 22 November 2024 | 07:08 WIB
: Nama Sukraj Singh semakin dikenal sebagai salah satu legenda dalam cabang olahraga tolak peluru di Indonesia. Dengan prestasi gemilang di berbagai ajang nasional maupun internasional, perjalanan kariernya menjadi inspirasi bagi banyak atlet muda, khususnya di Sumatera Utara./Foto Wandi/InfoPublik
Oleh Wandi, Senin, 16 September 2024 | 15:25 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 271
Medan, InfoPublik - Nama Sukraj Singh kembali mencuat dalam dunia olahraga tolak peluru Indonesia setelah rekornya yang bertahan selama 26 tahun akhirnya terpecahkan. Adalah Muhammad Syahrial Bakti, murid yang telah ia latih selama tujuh tahun, yang berhasil mencatatkan tolakan sejauh 16,68 meter dalam pertandingan PON XXI Aceh-Sumut di Stadion Madya Atletik Sumut Sport Center, Kabupaten Deli Serdang, Minggu.
Rekor sebelumnya yang dipegang Sukraj Singh sejak PON XV di Jawa Timur 2000, dengan tolakan sejauh 16,06 meter, kini telah terlampaui. Sukraj, sang legenda tolak peluru asal Sumatera Utara, mengungkapkan rasa bangga dan puas atas pencapaian Syahrial.
"Saya sangat bangga melihat kemajuan Syahrial Bakti. Sejak awal saya melatihnya, saya sudah melihat potensi besar dalam dirinya," ujar Sukraj dalam konferensi pers di Media Center PON XXI Aceh-Sumut di Medan, Senin (16/9/2024).
Syahrial memulai kariernya dengan gemilang, meraih berbagai kemenangan di kejuaraan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) se-Indonesia serta kejuaraan junior. Pada masa-masa awal, ia sudah mampu melakukan tolakan hingga 14 meter menggunakan peluru seberat 5 kg, yang kemudian meningkat menjadi 15 meter.
Tantangan mulai muncul ketika Syahrial beralih ke kategori senior, di mana peluru yang digunakan memiliki berat 7,26 kg. Di sinilah peran besar Sukraj sebagai pelatih terlihat. Ia memperkenalkan teknik baru, yaitu rotasi, yang menggantikan gaya 'sliding' yang sebelumnya digunakan Syahrial.
"Melihat tren di dunia olahraga, banyak juara Asia seperti dari India dan Cina sudah menggunakan teknik rotasi. Saya yakin teknik ini akan sangat membantunya," jelas Sukraj.
Dengan teknik baru tersebut, Syahrial berhasil menorehkan rekor baru dengan tolakan sejauh 16,68 meter, melampaui rekor Sukraj sendiri yang bertahan selama 26 tahun. Sukraj berharap Syahrial dapat terus mengembangkan potensinya dan bahkan memecahkan rekor nasional yang masih ia pegang dengan jarak tolakan 16,87 meter. "Saya optimis Syahrial bisa memecahkan rekor nasional saya," ungkapnya.
Keberhasilan Syahrial tidak hanya mengangkat namanya, tetapi juga menarik perhatian Pengurus Besar (PB) Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Sukraj mengungkapkan bahwa PB PASI telah memantau perkembangan Syahrial dan kemungkinan besar ia akan dipanggil untuk mengikuti pemusatan latihan nasional (Pelatnas) guna mempersiapkan SEA Games mendatang.
"Saya berharap Syahrial Bakti bisa dipanggil ke Pelatnas dan mewakili Indonesia di SEA Games," harap Sukraj.
Namun, di balik prestasi gemilang ini, Sukraj Singh mencatat bahwa ada tantangan yang harus dihadapi oleh para atlet di Sumatera Utara. Salah satu kendala terbesar adalah minimnya fasilitas dan kesempatan berlatih.
Menurutnya, banyak atlet berbakat di daerah tersebut yang sering kali merasa minder karena kurangnya dukungan dan sarana latihan yang memadai.
"Kami memiliki banyak atlet berbakat di Sumatera Utara, tetapi mereka seringkali kurang mendapat dukungan dan fasilitas. Ini menyebabkan mereka merasa minder," keluhnya.
Sukraj berharap bahwa ke depannya akan ada lebih banyak kejuaraan dan kegiatan olahraga di Sumatera Utara untuk mengembangkan lebih banyak atlet potensial.
Dengan adanya lebih banyak dukungan, Sukraj yakin Sumatera Utara akan terus menghasilkan atlet-atlet berprestasi yang mampu bersaing di tingkat internasional.
"Saya harap dengan adanya lebih banyak kegiatan dan kejuaraan, kita bisa mengembangkan lebih banyak atlet potensial dan membawa nama Sumatera Utara ke kancah internasional," tutupnya.