- Oleh Wahyu Sudoyo
- Rabu, 20 November 2024 | 21:50 WIB
: Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid (Foto: Dok Kemendikbudristek)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 1 Juli 2024 | 16:23 WIB - Redaktur: Untung S - 377
Jakarta, InfoPublik – Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar misi pelayaran bertajuk “Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024” menggunakan Kapal Republik Indonesia (KRI) Dewaruci.
Misi budaya itu mengusung tema utama “Jalur Rempah dan Konektivitas Kebudayaan Melayu” dan bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut RI. Salah satu tujuan utama pelayaran ini adalah Kota Melaka, Malaysia, yang disinggahi pada 30 Juni hingga 3 Juli 2024.
KRI Dewaruci memulai pelayarannya dari pelabuhan Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok, Jakarta, pada 7 Juni 2024 dan akan kembali ke Jakarta pada 17 Juli 2024. Dalam rute pelayaran MBJR 2024, kapal ini singgah di berbagai kota di Indonesia dan Malaysia, melewati titik-titik yang memiliki narasi sejarah dan budaya Jalur Rempah yang kuat.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, menyatakan bahwa Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) menjadi media untuk menghubungkan kembali kebudayaan di sepanjang jalur rempah, termasuk Malaysia. Melaka dipilih sebagai titik pertama MBJR bertandang ke luar negeri, dengan tujuan menelusuri kembali jejak-jejak peradaban warisan budaya yang dimiliki bersama (shared heritages).
“Muhibah Budaya Jalur Rempah tidak berhenti pada tahun ini. Kami berharap bisa berlanjut mendalami berbagai aspek budaya yang kita miliki. Mudah-mudahan nominasi dari jalur rempah ini ke UNESCO nantinya,” ujar Hilmar, dalam keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Senin (1/7/2024).
MBJR tahun ini diikuti oleh 50 peserta dalam setiap rute pelayaran. Sebanyak 25 dari peserta tersebut, yang dikenal sebagai Laskar Rempah, terpilih melalui seleksi terbuka dari Kemendikbudristek. Selain itu, ada juga peserta undangan dengan berbagai latar belakang seperti wartawan, penulis, peneliti, influencer, pakar, dan pelaku budaya. Dalam pelayaran ini, KRI Dewaruci diawaki oleh 87 personel TNI Angkatan Laut.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Dato’ Indera Hermono, menyampaikan bahwa dipilihnya Melaka sebagai titik labuh pertama di luar negeri adalah pilihan yang tepat dan juga menandakan hubungan erat antara Indonesia dan Malaysia. Kegiatan ini tidak hanya sebagai acara, tetapi menjadi langkah awal untuk mempromosikan budaya kedua negara.
“Saya berharap ini menjadi langkah pertama untuk langkah berikutnya sehingga dapat menjadi acara tahunan yang lebih meriah lagi dan dapat menjadi ikon kerja sama kebudayaan dan pariwisata antara Indonesia dan Malaysia,” ujar Hermono.
MBJR 2024 menyusuri tujuh titik Jalur Rempah. Dimulai di Jakarta, kemudian ke Belitung Timur, Dumai, Sabang, Melaka di Malaysia, Tanjung Uban, Lampung, dan berakhir kembali di Jakarta. Peserta yang berjumlah 150 orang dibagi dalam tiga batch pelayaran dengan tiga titik pergantian peserta, yaitu Jakarta, Dumai, dan Tanjung Uban.
Pada 30 Juni hingga 3 Juli, KRI Dewaruci yang membawa misi MBJR merapat dan singgah di Kota Melaka, Malaysia. Berbagai aktivitas dilaksanakan, termasuk seminar yang menghadirkan berbagai pakar budaya rempah dari Indonesia dan Malaysia. Selain itu, selama bersandar di Pelabuhan Tanjung Bruas, Melaka, KRI Dewaruci dibuka untuk kunjungan masyarakat lokal.
MBJR telah dilaksanakan sejak 2020 sebagai upaya diplomasi budaya Indonesia, memanfaatkan kebudayaan Indonesia untuk memengaruhi peradaban dunia. Pada 2022, pelayaran MBJR melintasi Surabaya, Makassar, Baubau dan Buton, Ternate dan Tidore, Banda Naira, Kupang, dan kembali ke Surabaya. Pada 2023, pelayaran menyusuri titik Jalur Rempah di Surabaya dan Kepulauan Selayar.
Konektivitas Jalur Rempah antarwilayah dalam tataran global menghasilkan warisan budaya bersama antar bangsa yang menjadi modal kuat untuk mempererat hubungan antarbangsa.