- Oleh Jhon Rico
- Jumat, 22 November 2024 | 00:07 WIB
: MEnkomdigi Meutya Hafid dalam WPRF 2024 di Bali (Humas Komdigi)
Oleh Wahyu Sudoyo, Rabu, 20 November 2024 | 21:50 WIB - Redaktur: Untung S - 29
Jakarta, InfoPublik – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menekankan pentingnya peran generasi muda Indonesia, yang mayoritas terdiri dari Gen Z dan Milenial, sebagai agen perubahan untuk memperkenalkan identitas bangsa ke dunia.
Dalam perannya sebagai pembicara utama di World Public Relations Forum (WPRF) 2024, yang berlangsung di Bali pada Rabu (20/11/2024), Meutya menyampaikan bahwa teknologi menjadi alat vital untuk memperkuat narasi positif Indonesia di kancah global.
Menurut Meutya, Presiden Prabowo Subianto menekankan bahwa warisan budaya Indonesia tidak hanya menjadi kebanggaan nasional, tetapi juga elemen strategis untuk mengukuhkan posisi negara di tingkat internasional.
"Indonesia, dengan 1.941 warisan budaya tak benda yang telah diakui nasional dan 13 di antaranya tercatat di UNESCO, terus berkomitmen melestarikan dan memperkenalkan kekayaan budaya kita kepada dunia," ungkap Meutya.
Lebih jauh, pemerintah menargetkan pengakuan 1.238 item warisan budaya baru hingga akhir 2024, termasuk pelestarian ribuan situs cagar budaya.
Indonesia memanfaatkan teknologi digital seperti Artificial Intelligence (AI) dan big data untuk menonjolkan nilai Bhinneka Tunggal Ika dalam diplomasi budaya. Langkah ini tidak hanya memperkenalkan keberagaman Indonesia, tetapi juga menginspirasi harmoni global.
"Melalui teknologi, Indonesia siap menjadi inspirasi dunia dengan nilai-nilai keberagaman dan persatuan," ujar Meutya.
Upaya Melawan Misinformasi di ASEAN
Selain memperkuat diplomasi budaya, Meutya menegaskan komitmen Indonesia dalam menangkal misinformasi. Salah satu wujudnya adalah prakarsa ASEAN Guideline on Combating Fake News and Disinformation, yang menjadi bukti peran aktif Indonesia dalam menjaga stabilitas informasi dan kepercayaan publik di tingkat regional.
WPRF 2024 yang mengusung tema "Purposeful Influence for the Common Good" menyoroti peran Indonesia sebagai pemimpin regional dalam memadukan warisan budaya dengan teknologi digital. Acara ini dihadiri berbagai tokoh penting, seperti Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil, Menteri Informasi Nigeria Alhaji Mohammed Idris, dan Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn.
Dengan kolaborasi lintas bangsa, Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai teladan global dalam integrasi teknologi dan budaya.