- Oleh MC KAB BENER MERIAH
- Selasa, 3 Desember 2024 | 16:19 WIB
: Wamenkominfo Nezar Patria dalam acara Penandatanganan Kerja Sama antara Kominfo dengan Universitas Syiah Kuala di Aceh (Humas Kominfo)
Oleh Wahyu Sudoyo, Rabu, 28 Februari 2024 | 07:52 WIB - Redaktur: Untung S - 329
Jakarta, InfoPublik – Kualitas talenta digital khususnya untuk kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (Aceh) diyakini akan terus meningkat melalui kolaborasi Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia Bidang Komunikasi dan Informatika antara Kementerian Komunkasi dan Informatika dengan Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
"Universitas Syiah Kuala saya kira menjadi salah satu universitas yang merespons perkembangan AI. Mudah-mudahan dengan kolaborasi yang dilakukan, bisa memperkuat dan mepertajam kemampuan talenta yang ada di Universitas Syiah Kuala," ujar Wakil Menteri Kominfo (Wamenkominfo), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait acara Penandatanganan Kerja Sama antara Kominfo dengan Universitas Syiah Kuala dalam rangkaian Kuliah Umum: Membentuk Karier Masa Depan di Era Berbasis AI di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Aceh, seperti dikutip pada Selasa (27/2/2024).
Kolaborasi ini ditandai dengan penandatanganan naskah kerja sama oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo, Hary Budiarto, dengan Rektor Universitas Syiah Kuala, Marwan.
Menurut Wamenkominfo, kerja sama antara Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo dengan Micorsoft serta Universitas Syiah Kuala yang melibatkan banyak pemangku kepentingan ini memiliki nilai strategis.
Sebab, pengembangan talenta digital di tengah maraknya perkembangan AI saat ini dinilai sangat penting, terutama di dunia kampus.
"Hari ini dengan Universitas Syiah Kuala kita bikin acara bareng Microsoft untuk bidang talenta AI Indonesia. Saya kira ini program yang sangat bagus untuk terus dikembangkan untuk bisa menyerap lebih banyak talenta AI terutama generasi-generasi muda kita," tuturnya.
Wamen Nezar mengatakan, kerja sama antara Kementerian Kominfo dengan Universitas Syiah Kuala memungkinkan mahasiswa belajar tentang pengembangan talenta digital di bidang AI.
Terlebih, pengembangan AI telah menjadi fokus perhatian negara-negara di dunia.
“Dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. China sudah lebih di atas 50 persen, Amerika juga, Eropa juga. Namun, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia masih kurang 10 persen dari total PDB. Dan saya kira kita memang harus bekerja keras," ungkap Nezar Patria.
Lebih lanjut Wamenkominfo menyatakan, setidaknya ada lima skill utama yang penting dimiliki seseorang seiring dengan luasnya pemanfaatan AI, yaitu berpikir kreatif, pola pikir analitis, literasi teknologi, berpikir sistematis, serta operasionalisasi AI dan Big Data.
“Ini lima skill utama yang setidaknya harus dimiliki oleh generasi di abad 21 ini. Oleh karena itu dibutuhkan re-skilling dan up-skilling untuk membuka peluang karier baru di era disrupsi AI ini," kata Wamen Nezar menandaskan.