:
Oleh G. Suranto, Kamis, 17 Juni 2021 | 18:26 WIB - Redaktur: Wawan Budiyanto - 394
Jakarta, InfoPublik – Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK) IPA, Kemendikbudristek menggagas Kampung Sains. Dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan pemerintah daerah, terutama Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), dan masyarakat terutama para guru penggerak bidang sains yang sudah dilatih.
“Kami di awal pamdemi, sejatinya ingin langsung bergerak. Namun ada sedikit hambatan, dan baru kemarin kami mulai focus dengan tim, bagaimana membangun minat sains di masyarakat,” kata Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK) IPA, Kemendikbudristek, Enang Ahmadi di sela-sela seminar guru IPA tingkat SD, SMP, SMA dalam rangka Science For All Provinsi Banten di Pusdiklat, Puspiptek, Serpong, Kamis (17/6/2021).
Disebutkan, karena ada sebuah tantangan saat ini, minat sains yang ditunjukkan secara internasional melalui Programme for International Student Assesment (PISA), skor Indonesia pada 396, rata-rata di dunia itu adalah 489.
“Artinya kita 93 di bawah rata-rata dunia. Itu menunjukkan minat sains kita itu rendah,” kata Enang Ahmadi.
Oleh karena itu, pihaknya tertarik dengan Visinya BRIN adanya Science For All (SFA).
“Artinya kami akan merupakan bagian dari rencana besar pemerintah kita, melalui pengembangan minat sains di masyarakat. Berikutnya sains ini tantangannya, kami sedang mengembangkan yang bisa kontekstual dengan lingkungan. Artinya masalah sains itu bisa mengatasi masalah kehidupan di daerah, terutama di kampung-kampungnya. Oleh karena itu, sesuatu yang bisa secara holistic bisa diterapkan, dan bisa banyak yang terlibat, maka kami mencoba menggagas namanya Kampung Sains,” ucapnya.
Menurutnya, Kampung Sains ini sebagai sebuah eduwisata, bekerja sama dengan pemerintah daerah, terutama Dinas Pendidikan, Dinas Pemberdayaa Desa, Bumdes di Pemerintah Daerah setempat, dan masyarakat terutama para guru penggerak bidang sains yang kita sudah dilatih, namanya Pembina Ekskul, agar dia bisa menggiring anak-anaknya, bisa hari Sabtu, dan Dinas Pendidikan akan membuat jadwal untuk kunjungan ke desa itu, di luar daripada sekolah, biasanya anak-anak di sekolah agak bosan, maka kalau berkunjung ke Kampung Sains ini akan menyenangkan. Ini akan sejalan dengan visi PP-IPTEK, BRIN, kerjasama inovasi dan sinergi.
“Kampung sains itu, konsepnya kerjasama dan sinergi. Tapi yang paling penting, bahwa hasilnya itu berdampak. Ada inovasi dan apa outcome-nya, dan outcome-nya adalah produk. Jadi kalau disitu akan mengenal tentang namanya lebah misalnya. Maka anak-anak itu, belajar bagaimana lebah itu transformasinya. Katakanlah bagaimana hidupnya, bagaimana jenis lebah, sampai pada anak-anak itu meneliti tentang kasiat daripada lebah itu, dan hasil dari lebah itu, nanti bisa dijual, bagaimana cara marketingnya. Kami sedang riset di kantor itu, pada waktu masuk S2 di ITB, kami sedang riset tentang lebah yang ramah dengan anak-anak,” tutur Enang Ahmadi.
Ia menambahkan, pihaknya sedang membuat suatu miniature namanya Taman Sains. Taman Sains itu, di sekolah akan bergulir menjadi Taman Sekolah, targetnya tahun 2021 ini ada 4 (empat) untuk di Kampung yang berbasis sains, yaitu di Sumedang, Garut, Ciamis dan Purwakarta, kami akan mengekspos hal tersebut.
“Mengenai hal tersebut, kami akan mengundang Direktur PP-IPTEK M. Syachrial Annas, bagaimana konsep pengembangan kedepan ini, supaya ada inovasi yang punya daya ungkit ekonomi, tumbuhnya minat sains di masyarakat. Jadi pola berfikir anak-anak dan masyarakat tidak terjebak dalam pola informasi, kalau ada informasi langsung di share, tapi sebelumnya ia selalu mengamati, memperhatikan, mencoba, kemudian menganalisis, dan lain sebagainya,” katanya.
Enang Ahmadi juga menyampaikan, kemarin setelah dilakukan upaya itu, banyak daerah yang meminta, namun kami focus keempat daerah itu dulu, yaitu Garut, Sumedang, Ciamis, dan Purwakarta. “Jadi secara infrastruktur dan dukungan sudah cukup bagus. Jadi tinggal di dorong saja, dipatik saja. Insya Allah pada saatnta, kami akan berkolaborasi,” kata dia.