10 Pesan Presiden Jokowi Mengenai Kesehatan

:


Oleh Putri, Kamis, 6 Juli 2017 | 17:01 WIB - Redaktur: Juli - 597


Jakarta, InfoPublik – Kementerian Kesehatan kembali mengingatkan 10 pesan kesehatan yang disampaikan Presiden Joko Widodo pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional 28 Februari 2017 lalu.

Adapun 10 pesan tersebut antara lain yang pertama adalah, masalah kesehatan merupakan hal yang sangat fundamental (mendasar) untuk secara bersama- sama menyelesaikannya.

Selain itu yang kedua Presiden Jokowi mengatakan, gizi adalah investasi bangsa, karena itu jangan sampai ada lagi yang namanya gizi buruk, berapa pun jumlah anak dalam keluarganya. "Mau satu anak, dua, atau tiga, gizi itu diperlukan sejak dalam kandungan dan ini merupakan investasi jangka panjang," katanya seperti yang dikutip InfoPublik dalam keterangan Kemenkes, di Jakarta, Kamis (6/7).

Ketiga adalah selesaikan masalah angka kematian ibu (AKI) dan penyakit menular. "Penyakit menular yang masih kita lihat belakangan ini. Lalu demam berdarah, dan TBC harus diselesaikan," ujarnya.

Lebih lanjut yang keempat adalah dengan mengutamakan pencegahan terutama puskemas. "Ini saya ingatkan kepala dinas untuk arahkan mereka kepada gerakan pencegahan terhadap munculnya penyakit-penyakit. Ajak masyarakat untuk hidup sehat,” pesan Presiden.

Pesan yang kelima adalah gerakan hidup sehat. "Kembalikan lagi kepada pola hidup sehat masyarakat, entah pola makan, pola olahraga, itu yang harus digerakan ke sana. Lalu kemudian lingkungannya, sanitasi dan air bersih," paparnya.

Keenam berhenti merokok, Presiden Jokowi mengingatkan jangan sampai ada uang yang dipakai untuk beli rokok, dan tidak dipakai untuk menambah gizi anaknya.

Pesan yang ketujuh adalah dengan melakukan pendekatan keluarga. Dalam hal ini tenaga kesehatan harus aktif mendatangi masyarakat. "Jangan sampai menunggu orang sakit di Puskesmas, datangi. Gencarkan, beritahu masyarakat yang benar dan yang salah, juga sampaikan mana yang harus dilakukan dan mana yang jangan," imbaunya.

Lalu yang kedelapan, adanya sinergitas antar kementerian atau lembaga. Presiden Jokowi mencontohkan misalnya Kemenkes harus bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat karena sangat berkaitan dengan infrastruktur. “Kan tidak mungkin Kemenkes bekerja sendiri tanpa didukung air bersih dan sanitasi yang baik,” katanya.

Selanjutnya kesembilan adalah, manajemen dan anggaran pusat-daerah. Menurut Presiden Jokowi jika anggaran itu ada, kemudian tidak bisa menyelesaikan persoalan - persoalan tersebut, pasti ada yang keliru. “Entah kita disorientasi atau kita sudah keluar dari track, inilah yang harus dibetulkan,” lanjut Presiden Jokowi.

Pesan terakhir yang kesepuluh yaitu reformasi birokrasi. Jika kita bekerja dan menghasilkan sesuatu, di dalam itu tidak kosong karena memang bekerja dengan hati. Bukan kerja rutinitas bukan asal ada absen. “Jika setiap individu dari kita bisa lakukan ini, dalam diri kita akan terasa bahwa kita melakukan sesuatu yang untuk bangsa ini,” pesannya.