Presiden Jokowi Minta Perguruan Tinggi Ikuti Perkembangan Zaman

:


Oleh Astra Desita, Kamis, 2 Februari 2017 | 14:46 WIB - Redaktur: Juli - 244


Jakarta, InfoPublik - Presiden RI Joko Widodo meminta perguruan tinggi maupun sekolah-sekolah kejuruan membuka program studi yang sesuai dengan perkembangan zaman, langkah ini sebagai upaya agar Indonesia tidak tertinggal dengan kemajuan dunia yang kian pesat.

"Perubahan dunia amat sangat cepat, jika tidak diantisipasi maka Indonesia bisa jauh tertinggal di belakang," kata Presiden RI Joko Widodo saat membuka Konferensi Forum Rektor Indonesia (FRI) di Hall A Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (2/2).

Menurutnya, perguruan tinggi harus mampu melihat perubahan kebutuhan sumber daya manusia dan kebutuhan lapangan kerja ke depan. Dicontohkan kemajuan teknologi diantaranya telah memunculkan online store, toko-toko di dunia maya yang saat ini berkembang pesat, yang dapat mengancam keberadaan pasar tradisional. "Bisa jadi pasar tradisional akan hilang, situasi-situasi seperti ini harus segera diantisipasi oleh perguruan tinggi," ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan, bahwa kita harus melihat visi ke depan, sumber daya apa yang perlu disiapkan. Selain itu, dunia pendidikan juga diminta melakukan upgrade terhadap jurusan yang ada di SMK. Sebab saat ini jurusan di SMK dinilai banyak yang ketinggalan zaman. "SMK masih masih berkutat pada jurusan tehnik bangunan, tehnik elektro dan tehnik mesin. Padahal masih banyak jurusan yang dibutuhkan perkembangan lapangan kerja yang ada," ujarnya.

Disamping itu banyak peralatan praktik untuk siswa SMK yang juga sudah ketinggalan dan perlu di upgrade. Termasuk guru-guru SMK yang saat ini 70 sampai 80 persen masih guru normatif seperti guru matematika, bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan lainnya. "Seharusnya 70-80 persen guru SMK adalah non normatif yang menguasai dunia kerja, yang bisa menjalankan mesin dan sebagainya," tuturnya.

Presiden juga meminta untuk mengejar ketertinggalan sebagai negara industri, meski dinilainya sangat sulit. Hal yang bisa disiapkan adalah memperkuat DNA yang ada, mengembangkan core bisnis yang dimiliki Indonesia. "DNA kita yang kuat adalah dibidang budaya, mungkin kekuatan kita ada disitu, kita kembangkan untuk menjadi kekuatan bangsa," pungkasnya.

Konferensi Forum Rektor Indonesia 2017 ini akan berlangsung 2-3 Februari. Hadir sejumlah Menteri seperti Menristekdikti Mohamad Nasir, Menko PMK Puan Maharani dan Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pujiastuti.