BLK Harus Fokus Pada Kebutuhan Industri dan Pasar Kerja

:


Oleh H. A. Azwar, Sabtu, 18 Juni 2016 | 23:48 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 997


Padang, InfoPublik - Pelatihan kerja yang diselenggarakan oleh Balai Latihan Kerja harus memiliki kesesuaian atau link and match dengan kebutuhan dunia industri dan dunia kerja yang kian dinamis.

Artinya pelatihan kerja yang diadakan tidak perlu mencakup terlalu banyak pilihan jurusan bagi masyarakat. Pelatihan kerja harus fokus pada sektor yang dibutuhkan industri yang ada.

BLK harus membuat kajian agar fokus pada peningkatan pelatihan yang dibutuhkan oleh industri dan pasar kerja. BLK tidak perlu banyak jurusan, yang terpenting fokus kepada jurusan yang dibutuhkan pasar kerja, kata Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri di sela-sela acara Safari Ramadhan saat mengunjungi BLK Kota Padang, Sumatera Barat, Jumat (17/6).

Selain itu, Hanif menginginkan BLK menjadi wahana bagi masyarakat Indonesia dalam meningkatkan kompetensi kerja dan saingnya. Oleh karenanya, mengingat masih banyaknya angkatan kerja Indonesia yang berpendidikan menengah ke bawah, BLK tidak boleh membebani calon peserta latihan dengan persyaratan yang rumit, seperti batasan latar belakang pendidikan dan batasan usia.

“Pelatihan di BLK merupakan akses bagi masyarakat untuk meningkatkan keterampilan. Tanpa ada batasan umur atau pendidikan formal,” ungkap Hanif.

Hanif juga mendorong agar BLK di seluruh Indonesia untuk menerapkan program 3R, yang terdiri dari reorientasi, revitalisasi, dan rebranding. Dengan demikian, diharapkan BLK memiliki kontribusi besar dalam meningkatkan produktivitas pekerja Indonesia, yang juga akan mendukung peningkatan produktivitas usaha di perusahaan. Kedua produktivitas tersebut akan saling berkaitan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Pemerintah mendorong seluruh BLK di Indonesia untuk menerapkan program 3R yaitu reorientasi, revitalisasi dan rebranding, papar Hanif.

Dia menjelaskan, dalam penerapannya, reorientasi dibutuhkan agar pelatihan kerja yang dilakukan oleh BLK memiliki kesesuaian dengan kebutuhan tenaga kerja oleh industri atau dunia usaha. Dengan begitu, lulusan dari BLK dapat lebih mudah terserap ke dunia kerja karena sudah memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia industri.

Reorientasi terkait dengan prioritas sektor dan kejuruan yang harus dikembangkan oleh BLK. Tentu dengan mempertimbangkan sektor-sektor yang dikompetisikan dan kebutuhan pasar kerja dalam dan luar negeri, jelas Hanif.

Ditambahkannya, selain pelatihan yang dilakukan di BLK, pelatihan kerja atau profesi yang dilakukan oleh lembaga atau institusi maupun oleh perusahaan juga harus menerapkan hal yang sama. “Kesesuaian antara pelatihan kerja dan lapangan kerja harus ada untuk membantu penyerapan tenaga kerja,” imbuh dia.

Sedangkan dari sisi revitalisasi, lanjut Hanif, BLK harus memiliki standarisasi yang akurat dan komprehensif. Harus ada kesesuaian dan kesinambungan standar pelatihan kerja, baik di tingkat daerah maupun nasional.

Standar sebagaimana dimaksud merupakan upayakan dalam mengsinkronkan konsep, metode dan penilaian hasil pelatihan kerja. Sehingga pelatihan kerja yang diselenggarakan di BLK lebih terarah. “Nantinya harus disamakan semua dengan kategori standar minimal, standar nasional dan standar internasional,” tuturnya.

Terakhir, Hanif menekankan perlunya rebranding dari BLK yang tidak hanya berperan dalam meningkatkan kompetensi kerja masyarakat saja. Namun, lebih dari itu BLK juga harus mampu meningkatkan optimisme masyarakat, untuk senantiasa meningkatkan daya saingnya, agar kemudian dapat meraih kehidupan yang sejahtera.

Ketiga, rebranding BLK diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat pada BLK pemerintah. Baik yang ada di pusat maupun daerah, kata Hanif.

Turut hadir dalam acara Safari Ramadhan ke Provinsi Sumatera Barat tersebut, Direktur KKHI Ditjen PHIJSK Kemnaker Siti Junaedah, AR dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.

Acara Safari Ramadhan di BLK Kota Padang dilanjutkan dengan diskusi dengan Serikat Pekerja/Serikat Buruh (SP/SB) di Kota Padang dan dilanjutkan dengan buka bersama dengan stakeholder ketenagakerjaan Sumatera Barat di Hotel Bumi Minang, Kota Padang.