:
Oleh Juliyah, Kamis, 7 April 2016 | 23:52 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 172
"Urbanisasi dan perubahan gaya hidup menyebabkan orang dewasa maupun anak-anak menjadi kurang gerak, penyebab obesitas pada anak meningkat sejalan dengan berkembangnya makanan cepat saji, makanan berkadar energi tinggi, permainan internet, hiburan televisi dan kendaraan bermotor," kata Jihane Tawilah dalam sambutan Hari Kesehatan Sedunia di Jakarta, Kamis (7/4).
Menurutnya, diabetes adalah masalah kesehatan besar baik di tingkat global maupun kawasan Asia Tenggara, diabetes kini berada di posisi delapan penyebab kematian terbesar di dunia, namun bagi perempuan penyakit ini berada diurutan ke 5.
Dari 422 juta penyandang diabetes di seluruh dunia, 96 juta diantaranya tinggal di negara-negara di Asia Tenggara. Jumlah penyandangnya di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik Barat mencapai setengah dari jumlah global. "Hal ini disebabkan perkembangan demografis dan sosio ekonomi kedua kawasan ini sejalan dengan trend epidemologisnya," ujarnya.
Sementara berdasarkan estimasi jumlah penyandang Diabetes di kawasan kita, kasus diabetes meningkat dari 17 juta di tahun 1980 menjadi 96 juta di tahun 2014. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat. Angka prevalensi diabetes berlipat dua menjadi 8,6 persen di 2014.
Studi terkini juga menunjukkan angka diabetes pada orang dewasa mencapai 20 persen dibeberapa negara dan sebagian besar adalah penderita diabetes tipe 2, yaitu keadaan dimana tubuh tak mampu lagi memproduksi atau memanfaatkan insulin.
Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke serta penyebab kebutaan, amputasi kaku bagian bawah dan gagal ginjal. Diabetes juga meningkatkan risiko kematian dini, memberi dampak besar pada ekonomi bangsa, masyarakat dan keluarga.