:
Oleh Juliyah, Rabu, 6 April 2016 | 01:38 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 203
"Dari 3,7 juta kematian karena diabetes diseluruh dunia, lebih dari seperempatnya berada di kawasan Asia Tenggara. Prevalensi diabetes mempersulit pengendalian penyakit-penyakit menular seperti tuberkulosis," kata Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO dalam siaran pers Hari Kesehatan Sedunia, Selasa (5/4).
Menurutnya, aksi untuk mencegah, mengobati dan melawan diabetes harus lebih ditingkatkan utamanya di negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Gaya hidup yang miskin gerak, pola makan yang kaya akan garam, gula, lemak dan karbohidrat olahan menjadi penyebab epidemi diabetes terus meningkat.
Selain itu, hampir separuh dari 96 juta orang yang sebenarnya menyandang penyakit ini tidak tahu bahwa mereka terkena diabetes. Prevalensi diabetes yang terus meningkat ini dikhawatirkan memperbesar kerugian pada individu, sosial dan ekonomi.
"Diabetes sebenarnya dapat dicegah dan diobati jika ditemukan dalam fase dini. Jika tidak diobati dengan tepat diabetes bisa menimbulkan kerusakan pada organ utama tubuh, menyebabkan serangan jantung, stroke, kebutaan, dan kerusakan syaraf," ujarnya.
Dari data yang ada diketahui bahwa 90 persen penyandang diabetes termasuk golongan tipe 2. Artinya penyebab utama adalah kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik.