:
Oleh Astra Desita, Rabu, 3 Februari 2016 | 19:27 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 326
Jakarta, InfoPublik - Masa depan sepakbola Indonesia akan kembali dibahas dalam rapat Komite Eksekutif (Exco) FIFA. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi meminta kepada federasi sepakbola dunia itu untuk mempertimbangkan 10 poin permintaan tentang reformasi sepakbola Indonesia.
FIFA dijadwalkan menggelar rapat Exco pada 24 Februari mendatang. Salah satu yang dibahas adalah mengenai hasil laporan kerja dari Komite Ad-Hoc selama ini yang diketuai oleh Agum Gumelar.
Terbentuknya Komite Ad-Hoc itu juga memunculkan pertentangan karena pemerintah yang diharapkan ikut serta menolak bergabung. Alasannya, Komite Ad-Hoc itu tidak sesuai dengan kesepakatan yang tercapai saat digelar pertemuan antara FIFA dan AFC bersama Presiden RI Joko Widodo pada November silam untuk yang membentuk tim kecil - yang hingga saat ini juga tidak jelas.
Menpora Imam Nahrawi mengatakan bahwa dia sudah melayangkan surat kepada FIFA pada Kamis (28/1) lalu. Dalam surat tersebut, Imam menyampaikan tentang 10 poin reformasi sepakbola Indonesia, yang bisa menjadi pertimbangan FIFA dalam mengambil keputusan.
"Kami sudah berkirim surat kepada FIFA. Bahwa pemerintah memberi usul 10 poin reformasi sepakbola itu bisa dilaksanakan dan diamini oleh FIFA sebagai bekal mereka saat bersidang," ujar Imam Nahrawi usai acara pelantikan pejabat Eselon II, II dan IV, di Gedung Kemenpora, Senayan, Jakarta, Rabu (3/2).
Apa saja isi 10 poin reformasi sepakbola tersebut? Imam enggan merinci. Namun dia meminta kepada FIFA agar tugas Komite Ad-Hoc tidak hanya mementingkan sekelompok orang, tapi menjadi perantara FIFA dalam menyelesaikan sepakbola tanah air.
"Tim Ad-Hoc jangan hanya bersubkoordinasi dengan federasi (PSSI), tapi mereka bisa menjadi kepanjang tangannya FIFA. Itu yang paling penting," pungkasnya.