Menag: Eks Gafatar Layak Hidup Normal

:


Oleh H. A. Azwar, Selasa, 2 Februari 2016 | 21:19 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 415


Jakarta, InfoPublik - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan eks anggota Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar layak hidup normal dan tidak sepatutnya mendapatkan diskriminasi dari masyarakat.

Kita harus melakukan pendekatan yang berbeda terhadap mereka. Apapun pendekatan yang kita lakukan, harus dilakukan dengan penuh empati, kata Lukman di Jakarta, Selasa (2/2).

Lebih lanjut, menurut Lukman, diperlukan upaya dengan pendekatan dialog guna mengatasi perbedaan di tengah masyarakat, terutama untuk persoalan Gafatar.

Seseorang yang meyakini meski mereka beragama Islam, tapi tidak shalat, tidak puasa dan lain sebagainya itu tidak boleh dibiarkan. Untuk meluruskannya harus dilakukan melalui pendekatan dialog, ujar Lukman.

Lukman menjelaskan, ada beberapa persoalan di dalam Gafatar yang tidak sejalan dengan apa yang ada di tengah masyarakat mayoritas agama Islam.

Ada beberapa masalah dalam diri mereka. Ada yang terkena masalah tentang pemahaman keagamaan, ada yang terkena masalah sosial dan ada pula yang terkena persoalan hukum. Belum juga hal-hal yang meresahkan masyarakat, jelas Lukman.

Lukman menyatakan saat ini pihaknya menunggu keputusan masing-masing dari Majelis Ulama Indonesia soal fatwa Gafatar dan rilis hasil penyelidikan TNI/Polri menyangkut dugaan tindakan makar oleh organisasi ini.

Ia juga meminta kepada unsur masyarakat agar tidak menempuh tindakan main hakim sendiri terhadap eks anggota Gafatar. Alasan, main hakim tersebut tidak sejalan dengan paham keagamaan moderat sesuai ke-Indonesiaan.

“Ada tiga kelompok dari eks Gafatar yaitu ideolog, penyebar paham dan pengikut atau korban,” kata Lukman.

Pemerintah, lanjut dia, akan bekerja sama dengan ormas-ormas keagamaan seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Al washliyah dan lain sebagainya untuk membuat langkah strategis agar masyarakat tidak terpengaruh dengan gerakan ini.

Kita harus mengedepankan pendekatan dialog dan empati. Karena masing-masing eks Gafatar mempunyai permasalahan yang sedikit banyak berbeda. Kami, Kemenag akan berusaha semaksimal mungkin untuk berperan serta memberikan pemahaman keagamaan yang moderat dan sejalan dengan ke-Indonesiaan, pungkas Lukman.