Menag : Kebersamaan dalam Bhineka Tunggal Ika Suatu Keniscayaan

:


Oleh H. A. Azwar, Minggu, 17 Januari 2016 | 22:21 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 931


Jakarta, InfoPublik - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin bersama para tokoh agama dan tokoh masyarakat, menghadiri Apel Kebhinekaan Lintas Iman Belanegara yang digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama di Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (17/1).

Apel ini dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, Ketua Majelis PGI, KWI, Walubi, PHDI, Matakin, serta ratusan masyarakat  lintas iman dari beragam suku, etnis dan budaya.

Lukman mengatakan, bangsa Indonesia itu kaya akan  kebhinekaan atau keragaman. Oleh para pendiri bangsa, keragaman itu dibingkai dalam Bhineka Tunggal Ika.

Kebersamaan seluruh elemen masyarakat Indonesia yang terbingkai oleh Bhineka Tunggal Ika merupakan sesuatu yang niscaya, kata Lukman usai menghadiri Apel Kebhinekaan Lintas Iman Bela Negara yang diselenggarakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Lapangan Banteng, Jakarta, Minggu (17/1).

Menurutnya, Apel Kebhinekaan yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu dilaksanakan tidak hanya semata terkait peristiwa di Jalan Thamrin beberapa hari lalu.

Lebih dari itu, apel ini merupakan upaya bersama dalam membangun kembali komitmen nyata, bahwa kemajemukan ini harus tetap dirawat dan terpelihara, karena bangsa ini realitasnya seperti itu. Seluruh elemen masyarakat Indonesia harus bisa mempertahankan kemerdekaan dan ideologi Negara, ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Lukman mengimbau dan mengajak tokoh-tokoh dan majelis-majelis agama agar dapat menyampaikan pesan-pesan agama sesuai esensi dan substansi dari agama itu sendiri.

Hakekat agama adalah bagaimana memanusiakan manusia bukan sebaliknya. Pesan semua agama hakikatnya untuk manusia itu sendiri, dalam mengangkat harkat dan martabat manusia yang berkualitas, tuturnya.

Lukman mengingatkan bahwa tantangan ke depan akan semakin serius sehingga dibutuhkan komitmen yang lebih kuat dari seluruh elemen bangsa, khususnya dari lintas agama.

Agama memiliki kekuatan yang sangat besar dalam menjaga, memelihara dan merawat paham keagamaan bangsa kita, paham yang menebarkan kasih sayang dan menebarkan perdamaian, jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Lukman meminta para generasi muda agar dapat menjaga idelogi bangsa, tidak mudah terpecah belah, apalagi disusupi pemahaman yang bertentangan dengan ideologi bangsa.

Hindari sifat radikalisme, terorisme dan narkoba. Jaga bangsa ini dengan mengisi hal-hal berkualitas dalam memajukan bangsa, pesannya.

Sementara itu, umas acara, Pendeta Penrad Siagian mengatakan Apel Kebhinekaan ini dimaksudkan untuk mengingatkan kembali seluruh elemen bangsa bahwa Indonesia adalah sebuah negara kesatuan yang terdiri dari berbagai agama, suku dan budaya.

Apel Kebhinekaan ini juga bertujuan mendorong pemerintah agar memberikan perhatian terhadap masalah-masalah kebebasan beragama dan berkeyakinan, kata Penrad.

Apel Kebhinekaan Bela Negara dihadiri oleh Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU), Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Konfrensi Waligereja Indonesia (KWI), Walubi, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) dan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).

Selain itu hadir juga kelompok-kelompok penganut kepercayaan. Sekitar lebih kurang 12.000 orang dari berbagai lembaga keumatan tersebut hadir dalam apel kebhinekaan ini.