- Oleh Untung Sutomo
- Jumat, 20 Juni 2025 | 23:38 WIB
: Anggota Komisi Bidang politik, hukum dan Keamanan (Polhukam) DPR RI, Amelia Anggraini./Foto Antara
Jakarta, InfoPublik — Anggota Komisi Bidang politik, hukum dan Keamanan (Polhukam) DPR RI, Amelia Anggraini, menyambut baik penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara pemerintah Indonesia dan Prancis terkait kerja sama alat utama sistem senjata (alutsista), yang mencakup pembelian pesawat tempur Rafale dan kapal selam Scorpene.
Amelia menilai langkah itu sebagai bagian penting dalam upaya modernisasi pertahanan nasional Indonesia.
"Komisi I DPR RI akan terus mengawal dan memberi masukan atas setiap rencana strategis kerja sama Indonesia–Prancis agar sejalan dengan kepentingan nasional," kata Amelia di Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Penandatanganan LoI tersebut dilakukan bertepatan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Prancis, Emmanuel Macron ke Indonesia, yang disambut langsung oleh Presiden Prabowo Subianto. Dalam kunjungan tersebut, kedua pemimpin negara juga membahas peningkatan kerja sama strategis di berbagai bidang, termasuk pertahanan, pendidikan, dan hubungan antarparlemen.
Amelia menegaskan bahwa kerja sama pengadaan alutsista ini harus dijalankan secara transparan, akuntabel, dan mengedepankan prinsip transfer teknologi. Menurutnya, pembangunan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam negeri menjadi kunci dalam menciptakan kemandirian industri pertahanan nasional.
"Setiap bentuk kerja sama internasional di bidang pertahanan harus memastikan adanya alih teknologi dan peningkatan kualitas SDM. Ini penting agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tapi juga pelaku industri pertahanan global," ujarnya.
Selain aspek militer, Amelia juga menyoroti dimensi diplomatik dan pendidikan dari kunjungan Presiden Macron, termasuk agendanya mengunjungi Universitas Negeri Jakarta dan Akademi Militer Magelang. Menurutnya, langkah tersebut menunjukkan bahwa kemitraan Indonesia dan Prancis tidak sebatas pada ranah transaksional, tetapi juga menjangkau ranah kebudayaan dan pembangunan sumber daya manusia.
"Hal ini menunjukkan bahwa kerja sama tidak berhenti pada aspek militer semata, tetapi juga meluas pada ranah kebudayaan, pendidikan, dan diplomasi publik," tambahnya.
Lebih lanjut, Amelia berharap kemitraan strategis antara Indonesia dan Prancis dapat terus diperluas dan diarahkan untuk mendukung stabilitas serta perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.
"Kerja sama ini harus berorientasi jangka panjang, membentuk aliansi strategis yang saling menguntungkan, serta mendukung keamanan kawasan," pungkasnya.
Kunjungan Presiden Macron merupakan bagian dari penguatan hubungan bilateral Indonesia–Prancis yang telah terjalin sejak lama. Indonesia menjadi mitra penting Prancis di kawasan Asia Tenggara dalam berbagai isu, mulai dari keamanan maritim hingga perubahan iklim.