- Oleh Eko Budiono
- Kamis, 13 Februari 2025 | 08:47 WIB
: Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono (tengah) dalam pertemuan diplomasi terkait Myanmar pada Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos-Klosters, Swiss, Rabu (22/1/2025) waktu setempat. ANTARA/HO-Kemlu RI
Oleh Eko Budiono, Kamis, 23 Januari 2025 | 09:50 WIB - Redaktur: Untung S - 237
Jakarta, InfoPublik – Indonesia terus mendorong pentingnya dialog untuk mencapai solusi dalam menyelesaikan krisis politik di Myanmar, yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di negara tersebut.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Sugiono, dalam pertemuan diplomasi terkait Myanmar pada Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos-Klosters, Swiss, pada Rabu (22/1/2025) waktu setempat. Sugiono menegaskan komitmen Indonesia untuk mendukung terciptanya situasi yang kondusif serta ruang yang aman bagi terwujudnya dialog di Myanmar.
“Indonesia terus berkomitmen untuk mendukung terciptanya situasi yang kondusif dan ruang yang aman bagi terwujudnya dialog di Myanmar,” ujar Sugiono.
Sugiono juga menyatakan keprihatinannya terhadap berlanjutnya konflik internal di Myanmar sejak kudeta militer pada 2021, yang semakin memperburuk kondisi dan menimbulkan ancaman terhadap kawasan sekitarnya. Ancaman ini mencakup merebaknya kejahatan lintas negara dan meningkatnya produksi opium di Myanmar.
Selain bertekad untuk mendukung terlaksananya dialog nasional yang inklusif, Indonesia mengajak mitra-mitra internasional untuk mendorong bersama-sama tercapainya penyelesaian atas krisis politik di Myanmar.
“Dialog nasional inklusif yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan merupakan prioritas untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas yang berkelanjutan di Myanmar,” kata Sugiono.
Komitmen ASEAN untuk Implementasi Konsensus Lima Poin
Sugiono menegaskan pentingnya komitmen bersama negara-negara anggota ASEAN untuk mendorong implementasi konkret dari Konsensus Lima Poin (5PC) yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik Myanmar. Selain itu, Indonesia juga mengajak para mitra internasional untuk terus menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada Myanmar melalui pusat koordinasi ASEAN untuk bantuan kemanusiaan bencana, AHA Center.
Sugiono juga mengingatkan bahwa solusi atas masalah pengungsi Rohingya yang terusir dari negaranya merupakan salah satu kunci dalam penyelesaian krisis Myanmar.
Pertemuan dialog diplomasi terkait Myanmar yang diadakan di WEF 2025 merupakan diskusi terbatas yang membahas upaya internasional dalam mencari solusi diplomatik untuk mengakhiri krisis yang berlangsung di Myanmar. Krisis kemanusiaan di Myanmar menjadi salah satu isu utama dalam pertemuan WEF tahun ini.
Para peserta dialog, termasuk Komisioner Tinggi HAM Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Volker Turk, Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Myanmar Julie Bishop, dan pimpinan organisasi internasional lainnya, mengapresiasi inisiatif Indonesia dalam upaya penyelesaian krisis di Myanmar dan berharap peran ini dapat terus dilanjutkan.