Mendagri Ajak Pemerintah Daerah Cegah Inflasi Tinggi lewat Gerakan Tanam Komoditas

: Mendagri Muhammad Tito Karnavian (tengah) saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Senin (20/1/2025).  (ANTARA/HO-Puspen Kementerian Dalam Negeri)


Oleh Eko Budiono, Selasa, 21 Januari 2025 | 10:22 WIB - Redaktur: Untung S - 224


Jakarta, InfoPublik – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengimbau kepada pemerintah daerah yang inflasinya masih terbilang tinggi untuk segera mengambil langkah-langkah pengendalian guna menjaga kestabilan ekonomi. Salah satunya lewat gerakan menanam komoditas

Imbauan itu disampaikan oleh Tito melalui keterangan resmi saat memimpin Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dilaksanakan di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kantor Pusat Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, pada Senin (20/1/2025).

Tito menyebutkan bahwa ada sejumlah provinsi dengan inflasi yang cukup tinggi, seperti Papua Pegunungan, Papua Tengah, Papua Barat, Bali, Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Selatan, Banten, dan Papua Barat Daya. Meski hanya Papua Pegunungan yang tercatat melebihi target inflasi nasional sebesar 3,5 persen, Tito menekankan pentingnya perhatian lebih terhadap daerah-daerah ini.

"Sikap waspada tetap diperlukan meskipun inflasi yang melebihi target hanya terjadi di satu provinsi, yaitu Papua Pegunungan," ujar Tito.

Di tingkat kabupaten, sejumlah daerah yang mencatatkan inflasi tinggi antara lain Jayawijaya, Mimika, Sorong Selatan, Labuhanbatu, Meulaboh, Tanah Laut, Banggai, Berau, Sikka, dan Indragiri Hilir. Sementara itu, beberapa kota dengan inflasi tertinggi antara lain Gunungsitoli, Sibolga, Pematangsiantar, Lhokseumawe, Denpasar, Sukabumi, Padangsidimpuan, Dumai, Serang, dan Bima.

Meski tidak semua kabupaten dan kota mengalami inflasi di atas target nasional, Tito menegaskan pentingnya pengawasan lebih lanjut dari pemerintah daerah (pemda). Pemerintah daerah diharapkan bisa mencari penyebab tingginya inflasi di wilayah mereka, apakah disebabkan oleh kurangnya suplai komoditas atau gangguan distribusinya.

Sebagai solusi, Tito mengimbau pemda untuk melaksanakan gerakan menanam guna meningkatkan produksi komoditas yang sering mengalami lonjakan harga. Salah satunya adalah komoditas cabai merah dan cabai rawit, yang diketahui sering mengalami kenaikan harga di pasar.

"Gerakan menanam cabai bisa sangat membantu, terutama jika kepala daerah dan Kepala Dinas Pertanian berkomitmen melaksanakannya. Cabai mudah untuk ditanam dan cepat dipanen, sehingga bisa segera mengurangi tekanan inflasi," tambah Tito.

Selain cabai, komoditas bawang merah juga perlu perhatian khusus, terutama karena ketergantungan pada daerah tertentu seperti Kabupaten Brebes sebagai sentra utama produksi. Tito menyarankan agar daerah lain juga berupaya mengembangkan produksi bawang merah untuk mengurangi ketergantungan yang bisa memicu inflasi.

"Jika daerah-daerah lain bisa memproduksi bawang merah, ini bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi inflasi yang terus berlanjut," tutup Tito.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC PROV RIAU
  • Jumat, 7 Februari 2025 | 05:29 WIB
Menteri ESDM Ancam Cabut Izin Pangkalan Gas Nakal di Pekanbaru!
  • Oleh MC KAB BINTAN
  • Selasa, 4 Februari 2025 | 23:28 WIB
Putusan MK Jadi Penentu, Pelantikan Kepala Daerah Bintan Menanti Kejelasan
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Selasa, 4 Februari 2025 | 22:13 WIB
Pj Sekda Riau: Stabilitas Inflasi Butuh Kolaborasi Semua Pihak
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Selasa, 4 Februari 2025 | 21:33 WIB
Diskon Tarif Listrik Dorong Deflasi 0,02 Persen di Riau pada Januari 2025
  • Oleh MC KAB GARUT
  • Selasa, 4 Februari 2025 | 07:34 WIB
Pj Bupati Garut: ASN Harus Profesional, Jangan Terlibat Nepotisme!
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 31 Januari 2025 | 21:06 WIB
Kemendikdasmen dan Kemendagri Sinergi Sukseskan Sistem Penerimaan Murid Baru
  • Oleh MC PROV RIAU
  • Kamis, 30 Januari 2025 | 14:33 WIB
Banjir Sebabkan Kenaikan Harga Bahan Pokok di Rohul