- Oleh Eko Budiono
- Selasa, 10 Desember 2024 | 16:48 WIB
: Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Judha Nugraha, dalam pengarahan media di Jakarta, Jumat (5/5/2023). Foto: InfoPublik/Amiryandi
Oleh Eko Budiono, Senin, 9 Desember 2024 | 07:23 WIB - Redaktur: Untung S - 164
Jakarta, InfoPublik - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Damaskus, Suriah masih dalam kondisi aman meski sempat terdampak serangan di tengah keruntuhan rezim Presiden Bashar Al-Assad, akibat serangan kelompok oposisi.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pelindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, melalui keterangan resmi, Minggu (8/12/2024).
“Terdapat peluru nyasar yang mengenai atap gedung KBRI dan tembus hingga ruang rapat, namun tidak ada WNI yang terluka,” kata Judha.
Menurut Judha, dari 1.162 WNI yang tercatat masih bertahan di Suriah, terdapat 19 WNI pekerja migran saat ini berada di shelter KBRI Damaskus.
Judha mengatakan, pertempuran di Damaskus yang memanas mulai Minggu pagi (8/12)mulai mereda setelah Assad dipastikan melarikan diri keluar Damaskus.
Namun, situasi keamanan masih sangat dinamis, terlebih karena sempat terjadi ledakan besar di sekitar Damaskus yang diduga berasal dari serangan udara pasukan Israel.
KBRI Damaskus memastikan bahwa semua WNI di Suriah ada dalam kondisi aman di tengah eskalasi perang saudara yang mencapai Ibu Kota Suriah.
WNI di Suriah diimbau untuk senantiasa tenang, tidak bepergian dari rumah untuk sementara, dan tetap menjaga komunikasi dengan Perwakilan RI.
KBRI Damaskus juga telah menetapkan Siaga 1, status keamanan tertinggi, untuk seluruh wilayah Suriah menyusul eskalasi peperangan yang terjadi. Sebelumnya, Siaga 1 hanya diterapkan pada beberapa wilayah seperti Aleppo dan Hama.
Rezim Bashar Al-Assad di Suriah dipastikan jatuh pada Minggu (8/12), setelah pasukan militer rezimnya kehilangan kendali atas Kota Damaskus yang diserbu pasukan oposisi bersenjata sejak Sabtu (7/12/).
Pertempuran di Damaskus menjadi babak akhir dari perang saudara Suriah yang berlangsung sejak 2011.
Eskalasi pertempuran antara pasukan rezim dengan kelompok oposisi pecah pada 27 November lalu dari kawasan pedesaan di barat Aleppo di Suriah utara.