- Oleh Eko Budiono
- Kamis, 12 Desember 2024 | 16:10 WIB
: Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto (tengah) saat memberikan sambutan pada acara Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) 2024 di Institut Pertanian Bogor (IPB) Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/12/2024). ANTARA/HO-Puspen Kemendagri/am.
Oleh Eko Budiono, Minggu, 15 Desember 2024 | 09:30 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 123
Jakarta, InfoPublik - Diperlukan pemimpin berkualitas dunia yang mengintegrasikan kearifan lokal dengan kemampuan multidimensi, dalam mewujudkan Indonesia Emas.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto saat memberikan sambutan pada acara Silaturahmi Kerja Nasional (Silaknas) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) 2024 dengan tema “Simposium Nasional Indonesia Emas”, di Institut Pertanian Bogor (IPB) Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/12/2024).
“Pemimpin berkualitas dunia dengan kearifan lokal, punya kemampuan multidimensional, mewakili semua kepentingan, punya kapasitas sebagai solidarity maker dan juga administrator,” kata Bima melalui keterangan resmi, Sabtu (14/12/2024).
Indonesia menghadapi tantangan besar dalam mempersiapkan generasi penerus seperti Gen Z dan milenial untuk menjadi pemimpin masa depan, seperti bupati, wali kota, gubernur, hingga menteri.
Terkait hal tersebut, Bima juga menilai minimnya ruang untuk kaderisasi generasi muda dapat berisiko menghambat upaya pemanfaatan bonus demografi dalam meraih visi Indonesia Emas.
Untuk itu, dia menilai dengan target ambisius yang telah ditetapkan maka kaderisasi efektif menjadi kebutuhan mendesak bagi masa depan bangsa.
“Bapak/ibu sekalian yang saya hormati, kita lihat langkah-langkah kita hari ini betul-betul menentukan tahapan-tahapan Indonesia Emas tadi. ICMI sebetulnya memiliki ruang untuk bisa membangun tahapan-tahapan kaderisasi kepemimpinan,” ujarnya.
Bima menekankan, bahwa kawah candradimuka untuk kepemimpinan nasional sedianya bisa datang dari daerah mana saja, baik mereka yang menempuh pendidikan di dalam negeri maupun luar negeri.
Meski demikian, dia menekankan bagaimana memastikan lulusan luar negeri bisa disiapkan menjadi kader yang berkarakter, beriman dan bertakwa, serta memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin Indonesia di masa depan.
“Setiap ke luar negeri saya selalu berusaha untuk berdialog dengan anak-anak kita di luar negeri. Banyak dari mereka ketika pulang berjuang sendiri-sendiri. Sebagian enggak pulang karena menganggap ekosistem Indonesia belum siap,” ucapnya.
Mantan Wali Kota Bogor itu menegaskan, bahwa persiapan pemimpin berkarakter menjadi kebutuhan mendesak bagi masa depan bangsa.
Meski banyak pemimpin yang visioner dan kompeten, dia menyinggung tak sedikit pula pemimpin yang masih berorientasi pada kepentingan pribadi.
Dia menilai, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) memiliki kemampuan mumpuni dalam menciptakan kaderisasi pemimpin yang berkarakter.
Oleh karena itu, dia berharap organisasi seperti ICMI memiliki peran penting dalam menciptakan kaderisasi pemimpin yang berkarakter. Hal itu, untuk mencetak pemimpin dengan karakter kuat dan kompetensi mumpuni untuk memajukan negara.