Teknologi AI Tingkatkan Efisiensi BNN dalam Pemberantasan Narkotika

: Kepala BNN RI, Marthinus Hukom/ dok. BNN.


Oleh Jhon Rico, Sabtu, 12 Oktober 2024 | 06:20 WIB - Redaktur: Untung S - 104


Jakarta, InfoPublik – Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) menjadi salah satu tren teknologi paling signifikan, membawa perubahan besar di berbagai sektor, termasuk penegakan hukum dalam penanganan kejahatan narkotika. AI dinilai mampu meningkatkan efisiensi dalam pengawasan, deteksi, dan pencegahan peredaran narkotika yang semakin kompleks di Indonesia.

Menyadari hal tersebut, Badan Narkotika Nasional (BNN) melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) menyelenggarakan webinar bertema "Future Life with Artificial Intelligence" sebagai upaya memperdalam pemahaman tentang manfaat AI.

Kepala BNN RI, Marthinus Hukom, menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi AI secara produktif dan positif untuk mendukung upaya penegakan hukum. Ia juga menggarisbawahi perlunya antisipasi serta mitigasi terhadap dampak negatif yang mungkin timbul dari perkembangan teknologi ini.

“Dunia berkembang sangat cepat dan cenderung tidak terduga. Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dinamis, tentu ada implikasi pada kompleksitas permasalahan narkotika,” ujar Marthinus Hukom dalam keterangannya, Jumat (11/10/2024).

Marthinus memperkirakan bahwa perkembangan teknologi dapat memunculkan berbagai bentuk kejahatan narkotika baru dengan modus operandi yang semakin canggih, sehingga mempersulit proses pendeteksian oleh aparat penegak hukum.

“Bukan tidak mungkin, informasi dan pengetahuan seputar narkoba atau zat adiktif akan direkayasa oleh sindikat narkotika untuk membentuk kebenaran baru sesuai agenda bisnis gelap mereka,” tambahnya.

Salah satu penerapan AI yang paling menonjol, menurut Kepala BNN RI, adalah dalam analisis data. Dengan menggunakan algoritma pembelajaran mesin, pihak berwenang dapat menganalisis pola distribusi narkotika serta mengidentifikasi titik-titik rawan peredaran. Selain itu, AI mampu memproses data transaksi keuangan dan komunikasi yang mencurigakan, memudahkan pelacakan jaringan pengedar narkoba.

Namun, penerapan AI dalam penegakan hukum tidak tanpa tantangan. Isu privasi dan potensi penyalahgunaan teknologi menjadi perhatian utama. Oleh karena itu, penting bagi setiap pemangku kebijakan untuk memastikan bahwa penerapan AI sesuai dengan prinsip etika dan hukum yang berlaku.

Marthinus juga mengingatkan bahwa meskipun AI hanyalah alat, cara penggunaan teknologi ini akan sangat menentukan dampak jangka panjangnya terhadap masyarakat. Dengan pendekatan yang bijak dan bertanggung jawab, AI memiliki potensi besar untuk memberikan manfaat yang signifikan dalam upaya pemberantasan kejahatan narkotika di Indonesia.

Sementara itu, Kepala PPSDM BNN, Dr. Caca Syahroni, menjelaskan bahwa webinar ini merupakan langkah strategis BNN dalam menghadapi kemajuan teknologi, termasuk kemampuan AI dalam pengambilan keputusan yang semakin menyerupai pola pikir manusia.

“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pegawai BNN mengenai AI serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi perkembangan teknologi, sehingga dapat meningkatkan performa dan berkontribusi dalam mewujudkan visi dan misi BNN,” kata Caca Syahroni.

Webinar ini diikuti oleh 500 peserta, terdiri dari pegawai BNN Pusat, BNN Provinsi, BNN Kabupaten/Kota, serta perwakilan dari Balai/Loka Rehabilitasi BNN di seluruh Indonesia. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat kesiapan BNN dalam menghadapi tantangan baru di era digital dan meningkatkan efektivitas dalam pemberantasan narkotika di Tanah Air.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Jhon Rico
  • Kamis, 10 Oktober 2024 | 16:49 WIB
BNN Sita Aset Bandar Narkoba Senilai Rp64 Miliar
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Selasa, 8 Oktober 2024 | 22:26 WIB
Prancis Tingkatkan Pendidikan Vokasi Kuliner di Indonesia melalui Program ToT
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Selasa, 8 Oktober 2024 | 22:23 WIB
Kolaborasi Indonesia-Prancis Tingkatkan Kompetensi Pengajar Vokasi Kuliner