- Oleh MC KOTA TIDORE
- Rabu, 20 November 2024 | 13:07 WIB
: Presiden Joko Widodo menyambut kunjungan Pemimpin Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan, Yang Teramat Mulia Sri Paus Fransiskus di Istana Negara, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024. Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr
Oleh Untung Sutomo, Rabu, 4 September 2024 | 21:37 WIB - Redaktur: Untung S - 347
Jakarta, InfoPublik – Dalam kunjungan kenegaraan bersejarah, Presiden Joko Widodo dan Sri Paus Fransiskus menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya toleransi, keberagaman, dan perdamaian dunia, Rabu (4/9/2024). Kedua pemimpin menekankan bahwa perbedaan seharusnya menjadi kekuatan untuk memperkuat persatuan, terutama di tengah meningkatnya konflik global.
Berbicara di Istana Negara, Presiden Jokowi menyoroti pentingnya menjaga harmoni di Indonesia, negara yang terdiri dari lebih dari 714 suku dan 17.000 pulau. Ia menekankan peran penting Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam mempertahankan kohesi sosial di tengah keberagaman bangsa Indonesia.
“Perbedaan adalah anugerah dan toleransi adalah pupuk bagi persatuan dan perdamaian,” ujar Presiden Jokowi, dikutip dari keterangan tertulis BPMI Setpres yang juga menekankan bahwa harmoni sosial hanya dapat tercipta melalui penghargaan terhadap perbedaan.
Selain itu, Presiden Jokowi juga memuji peran Vatikan dalam mendukung perdamaian di Palestina melalui seruan solusi dua negara. Menurutnya, konflik global seperti di Palestina memerlukan pendekatan yang berbasis pada keadilan dan kemanusiaan.
“Indonesia sangat menghargai dukungan Vatikan untuk perdamaian di Palestina dan solusi dua negara. Perang tidak menguntungkan siapa pun, hanya membawa penderitaan bagi rakyat kecil,” tambah Presiden Jokowi, mengajak masyarakat dunia untuk merayakan perbedaan dan memperkuat toleransi demi perdamaian dunia.
Sementara itu, Sri Paus Fransiskus, dalam sambutannya, menyampaikan kekagumannya terhadap Indonesia yang berhasil menjaga persatuan dalam keragaman. Ia memuji semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai refleksi dari semangat persatuan yang dibangun dari keberagaman budaya, etnis, bahasa, dan agama di Indonesia.
“Sebagaimana samudera menyatukan kepulauan Indonesia, demikian pula semangat saling menghargai perbedaan yang membuat Indonesia tetap bersatu,” ujar Paus Fransiskus, menegaskan pentingnya menghargai perbedaan sebagai landasan persatuan.
Kunjungan ini bertema “Iman, Persaudaraan, dan Bela Rasa”, dan menegaskan komitmen bersama Presiden Jokowi dan Paus Fransiskus untuk menyebarkan pesan toleransi di tengah ketegangan global. Keduanya sepakat bahwa dialog, penghormatan, dan persatuan adalah kunci untuk menciptakan perdamaian yang abadi.