KPK Periksa Delapan Saksi Proyek Pengadaan Jalan di Kaltim Periode 2023

: Logo KPK (Foto: Dok KPK)


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Kamis, 18 April 2024 | 20:10 WIB - Redaktur: Untung S - 157


Jakarta, InfoPublik - Komisi Pemberantasan Korpusi (KPK) melakukan pemeriksaan dan penyidikan terhadap delapan saksi, dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan jalan di Kalimantan Timur (Kaltim) periode 2023.

“Kamis (18/4/2024) bertempat di Polrestabes Makasar, tim penyidik menjadwalkan pemanggilan dan pemeriksaan saksi-saksi, antara lain Inca Suwarni (Swasta), Toha Sailu (Retail Collection BNI Makassar), Januar Ramadhan (Swasta), Sri Sulastri (Swasta), Indayani Hafid (Swasta), Andi Syafrina Aryatna Ikna (Swasta), Zainal (Swasta), dan Syahrul (Swasta),” jelas Kepala Bagian Pemberitaan KPK, Ali Fikri, dalam keterangannya ke InfoPublik, Kamis (18/4/2024).

Sebelumnya, KPK melakukan kegiatan tangkap tangan dugaan tindak pidana korupsi berupa suap dalam proyek pengadaan jalan di wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) 2023. Penangkapan tersebut dilakukan di Kantor Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim terhadap 11 orang dengan ditemukan uang tunai sekitar Rp525 juta sebagai sisa dari nilai Rp1,4 miliar yang diberikan dalam dugaan suap ini.

KPK selanjutnya menetapkan lima orang Tersangka yaitu NM selaku Direktur CV BS, ANR pemilik PT FPL, HS Staf PT FPL, RF Kepala Satuan Kerja BBPJN Kaltim tipe B, dan RS selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek.

Dalam konstruksi perkaranya, pada 2023 sesuai data e-katalog dianggarkan dana yang bersumber dari APBN untuk Pengadaan Jalan Nasional Wilayah I di Provinsi Kaltim diantaranya untuk proyek peningkatan Jalan Simpang Batu – Labuan senilai Rp49,7 miliar dan preservasi Jalan Kerang – Lolo – Kuaro senilai Rp1,1 miliar.

Tersangka NM, ANR, dan HS melakukan pendekatan kepada RS agar dimenangkan dalam proyek tersebut dengan kesepakaan adanya pemberian sejumlah uang. RS lalu menyampaikan kepada RF yang kemudian menyetujuinya.

Selanjutnya RF memerintahkan RS memenangkan perusahaan NM, ANR, dan HS dengan manipulasi beberapa item di e-katalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Adapun besaran pembagian uangnya yaitu RF mendapatkan 7 persen dan RS 3 persen dari nilai proyek. Pada Mei 2023 NM, ANR, dan HS memulai pemberian uang secara bertahap hingga mencapai sekitar Rp1,4 miliar, yang di antaranya digunakan untuk acara Nusantara Sail 2023.

Tersangka NM, ANR, dan HS sebagai Pihak Pemberi disangkakan melanggar Pasal 5 ayat (1) huruf a atau b atau Pasal 13 UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU RI Nomor 31 Tahun 1999 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Sedangkan Tersangka RF dan RS sebagai Pihak Penerima disangkakan melanggar Pasal 12 huruf a atau b atau Pasal 11 UU RI No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU RI No. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU RI No. 31 Tahun 1999 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 1 Mei 2024 | 14:24 WIB
214 CPNS Baru Tempati 19 Unit Kerja di KPK
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 1 Mei 2024 | 14:22 WIB
KPK Umumkan Hasil SPI Pendidikan 2023 dan Rekomendasi Perbaikan
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 1 Mei 2024 | 13:42 WIB
Hasil SPI Pendidikan 2023: Pembangunan Integritas Perlu Diperkuat
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 1 Mei 2024 | 19:15 WIB
KPK Imbau Masyarakat Waspada terhadap SPDP Palsu Beredar di Media Online
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 1 Mei 2024 | 13:32 WIB
Perkuat Etika dan Integritas, KPK Rampungkan Induksi CPNS Baru
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Rabu, 1 Mei 2024 | 08:12 WIB
KPK Ajak Publik Lawan Korupsi lewat Seni
  • Oleh MC KAB SUMBAWA BARAT
  • Rabu, 1 Mei 2024 | 10:38 WIB
Menjelang PPDB, Dinas Dikbud Sumbawa Barat Ingatkan Sekolah Tak Pungli