:
Oleh G. Suranto, Kamis, 10 Maret 2016 | 15:01 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 280
Jakarta, InfoPublik - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, dirinya akan memilih jalur independen atau non-partai untuk maju kembali dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017 mendatang.
Hal itu, karena ia lebih mementingkan para relawannya yang disebut Teman Ahok yang tengah menggalang dukungan lewat Kartu Tanda Penduduk (KTP).
“Patokan saya, saya tidak mau mengecewakan masyarakat yang mendukung saya. Kedua partai tidak minta maharpun saya tidak ada uangnya, saya buka saja,” kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (10/3).
Disebutkan, partai kan selalu berpikir menggerakan mesin partai. Kalau menggerakan mesin partai itu, setiap kelurahan kan ada pengurus. Untuk operasionalnya cukup nggak Rp 2 juta? Untuk sewa mobil saja bisa sampai Rp 10 juta, itupun sudah minim banget.
Kalau setiap kelurahan sebulannya saja Rp 10 juta. “Parpol nggak minta mahar lho, hanya minta pengurus anak cabangnya atau rantingnya bergerak, kalau setiap kelurahan misalnya Rp 10 juta, kalau ada 267 kelurahan, belum lagi kecamatannya, belum lagi kotanya itu sudah Rp 2,67 miliar itu sebulan, kalau sepuluh bulan sudah Rp 267 miliar. Belum lagi saksi, itu baru satu partai,” katanya.
Ia menambahkan kalau ada dua atau tiga partai minta digerakan mesin partainya bisa Rp 100 miliar nggak cukup lho nyalon Gubernur DKI. “Ini bukan mahar, ini hanya minta gerakan mesin partai. Kalau saya nggak ada uang segitu, kalau barang-barang dijual semua paling pas-pasan. Maka saya pikir lebih baik nggak mau partai begitu,” paparnya.
Namun demikian, kata dia, kalau ada partai yang mau mendukungnya akan diterima, seperti Partai Nasdem. “Kita tidak perlu membiayai operasioalnya,” ungkapnya.