:
Oleh Eko Budiono, Rabu, 9 Maret 2016 | 12:40 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 252
Meski kota Cirebon hanya mendapat gerhana matahari sebagian, masyarakat tetap antusias berdatangan ke sejumlah tempat wisata seperti Pantai Kajawanan.
Menurut Rahman (28 tahun), warga kota Cirebon, dia mengajak anak dan istrinya untuk melihat gerhana matahari sebagian.
“Saya dan keluarga tetap senang dengan peristiwan gerhana matahari, walaupun di kota Cirebon tidak dilewati gerhana secara total,” katanya di Pantai Kajawanan, Rabu (9/3).
Dia tidak ingin melewatkan peristiwa yang jarang terjadi tersebut apalagi bertepatan dengan hari libur nasional.
Hal senada juga diungkapkan oleh Fahmi (31 tahun) yang tinggal di kawasan Kejaksaan kota Cirebon. Dia memang telah lama menantikan momen gerhana matahari meski hanya sebagian.
“Memang gerhana matahari total hanya terjadi di Palembang, Padang, dan Palu, namun saya dan keluarga juga ikut senang Cirebon dilewati gerhana matahari sebagain,” tuturnya.
Ia mengatakan tidak setiap tahun terjadi GMT sehingga layak untuk disaksikan.
Pandangan senada juga diungkapkan oleh Rahmi (29 tahun), pekerja swasta di Cirebon. “Meski di Cirebon hanya gerhana matahari sebagian, saya tetap bersyukur dapat menyaksikan persitiwa tersebut,” katanya.
Sedangkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Cirebon, KH Bahrudin Yusuf mengimbau publik di Cirebon tidak menjadikan peristiwa gerhana matahari sebagai sebuah ramalan untuk hal-hal yang tidak baik.
Ia berharap agar peristiwa gerhana tidak dikaitkan dengan ramalan. “Islam mengajarkan umatnya untuk bersedekah usai melakukan salat gerhana,” tegasnya.