- Oleh MC PROV GORONTALO
- Selasa, 6 Mei 2025 | 06:40 WIB
: Pelaku UMKM menampilkan produk kerajinan dalam Bazar Jakarta Entrepreneur di Balai Kota, Jakarta, Selasa (25/2/2025). Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor dari produk UMKM sebesar 18,84 miliar dolar AS pada 2025 dengan sasaran ekspor ke 33 negara. ANTARA FOTO/Reno Esnir/app/nz
Oleh Eko Budiono, Rabu, 9 April 2025 | 17:33 WIB - Redaktur: Untung S - 193
Jakarta, InfoPublik - Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Rhenald Kasali, menyatakan kebijakan tarif resiprokal yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sebesar 32 persen terhadap produk Indonesia, menjadi momentum bagi pemerintah melakukan reformasi sejumlah regulasi.
"Ini tidak hanya (dilihat) dari perdagangan, ekspor-impor, hambatan tarif, dan sebagainya. Secara keseluruhan harus dibenahi," kata Rhenald melalui keterangan resmi, Rabu (9/4/2025).
Menurut Rhenald, pemerintah harus melakukan reformasi pada penegakan hukum, hingga regulasi soal perburuhan.
Di sisi lain, Rhenald menilai kebijakan pemerintah yang stabil dan kokoh dalam menyikapi aturan impor AS menjadi salah satu faktor utama kepercayaan pasar.
Ia mencontohkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat mengalami penurunan pada pembukaan pasar modal pada Selasa (8/4/2025), hingga nilai tukar rupiah yang juga sempat melemah, merupakan reaksi yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah, serta adanya faktor internal maupun eksternal seperti perang dagang.
"IHSG turun itu cerminan kepercayaan (pasar), dan kepercayaan itu adalah sesuatu yang paling mahal," ujar Rhenald.
Untuk itu, Rhenald menilai Presiden RI Prabowo Subianto perlu melakukan pertimbangan-pertimbangan yang lebih terstruktur dan dapat diperiksa secara bertahap bersama jajaran menterinya.