Menteri ESDM: Perusahaan Tiongkok Gantikan LG Energy Solution di Proyek Kendaraan Listrik

: Warga mengisi daya mobil di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Banda Aceh, Aceh, Selasa (15/4/2025). PLN Unit Induk Distribusi (UID) Aceh telah membangun 32 SPKLU di 23 kabupaten/kota sebagai realisasi rencana pemerintah untuk membangun 5.810 SPKLU pada tahun 2025 di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/Spt.


Oleh Eko Budiono, Kamis, 24 April 2025 | 07:03 WIB - Redaktur: Untung S - 142


Jakarta, InfoPublik - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan, bahwa perusahaan asal Tiongkok, yakni Huayou, telah menggantikan perusahaan Korea Selatan, LG Energy Solution yang memutuskan mundur dari sebagian proyek yang tergabung dalam skema Indonesia Grand Package.

Indonesia Grand Package mencakup pengembangan rantai pasok baterai EV secara terintegrasi, mulai dari penambangan hingga produksi baterai.

Hal tersebut disampaikan Bahlil, melalui keterangan resmi, Rabu (23/4/2025).

Menurut Bahlil, dengan digantinya LG Energy Solution yang mundur dari sebagian proyek pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau EV di Indonesia, maka proyek hilirisasi tersebut tetap berjalan.

Bahlil menegaskan, bahwa pergantian investor merupakan hal yang lazim untuk proyek berskala besar.

Oleh karena itu, Bahlil meminta masyarakat untuk tidak khawatir akan keberlanjutan upaya Indonesia untuk mencapai ambisi dalam menjadi pusat industri kendaraan listrik dunia.

“Yang penting bagi kami adalah bahwa semua mitra tetap berkomitmen, dan pemerintah hadir untuk memastikan proses transisi berlangsung lancar. Proyek ini sudah berjalan, sebagian telah diresmikan dan mulai produksi, dan sisanya akan terus kami kawal hingga tuntas sesuai target,” katanya.

LG Energy Solution  menjadi bagian dalam beberapa proyek di skema Indonesia Grand Package.

Proyek tersebut sebelumnya disepakati antara Indonesia dan LG Energy Solution dari Korea Selatan pada 18 Desember 2020.

 Sebagai bagian dari komitmen investasi tersebut, pada 3 Juli 2024, Presiden ke-7 Joko Widodo meresmikan pabrik sel baterai EV pertama di Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.

Pabrik itu adalah hasil kerja sama antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution melalui PT HLI Green Power dan telah beroperasi dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 10 gigawatt hour (GWh).

Sebelumnya, Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG telah memutuskan untuk menarik proyek senilai sekitar 11 triliun won (Rp130,7 triliun) untuk membangun rantai pasokan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia, menurut sumber Yonhap pada Jumat (18/4).

Konsorsium tersebut, yang meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp, dan mitra lainnya, telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan sejumlah perusahaan milik negara untuk membangun "rantai nilai menyeluruh" untuk baterai EV.

Inisiatif tersebut berupaya untuk mencakup seluruh proses mulai dari pengadaan bahan baku hingga produksi prekursor, bahan katode, dan pembuatan sel baterai.

 

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Eko Budiono
  • Jumat, 2 Mei 2025 | 08:31 WIB
Kementerian ESDM Komitmen Dorong Iklim Investasi yang Kondusif
  • Oleh Eko Budiono
  • Jumat, 18 April 2025 | 09:11 WIB
RI-Arab Saudi Sepakati Kerja Sama Pertambangan
  • Oleh Eko Budiono
  • Kamis, 10 April 2025 | 08:42 WIB
Menteri ESDM: Penguatan Hilirisasi untuk Antisipasi Perang Dagang