- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Rabu, 4 Desember 2024 | 18:11 WIB
: Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi/ foto: Humas Kemenperin
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Selasa, 3 Desember 2024 | 08:23 WIB - Redaktur: Untung S - 135
Jakarta, InfoPublik — Balai Kementerian Perindustrian di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri yang berkelanjutan. Saat ini, di kedua provinsi tersebut terdapat 920 industri yang mencakup sektor unggulan, seperti minyak kelapa sawit, kayu, serta produk-produk olahan lainnya.
Menurut Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi, Riau adalah provinsi dengan luas perkebunan sawit terbesar di Indonesia, mencakup sekitar 20,6 persen atau 3,38 juta hektare dari total luas perkebunan sawit nasional yang mencapai 16,38 juta hektare. Potensi ini membuka peluang besar bagi hilirisasi industri di Riau. "Dengan potensi yang dimiliki, Riau memiliki peluang besar untuk mendukung pertumbuhan industri nasional. Namun, pengelolaan yang baik melalui sinergi antar-pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pelaku industri, dan lembaga pelayanan teknis, sangat diperlukan," ujar Andi Rizaldi dalam keterangannya, Senin (2/12/2024).
Dalam rangka mendorong pengembangan sektor industri di wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Andi berharap agar Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Pekanbaru, sebagai salah satu unit kerja di bawah BSKJI, dapat berperan strategis. "Contohnya, melalui layanan seperti Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), BSPJI Pekanbaru dapat menjadi mitra utama bagi pelaku industri dalam meningkatkan kualitas produk dan menciptakan rasa aman bagi masyarakat," tuturnya.
BSPJI Pekanbaru telah memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung pelaku industri di wilayah tersebut dengan menyediakan berbagai layanan teknis, seperti pengujian, kalibrasi, sertifikasi, serta pelatihan. "Kami tidak hanya memberikan solusi teknis, tetapi juga berupaya mendukung terciptanya industri yang kompetitif dan berkelanjutan," tambah Andi.
Dalam kesempatan ini, Kepala BSKJI juga memberikan apresiasi kepada BSPJI Pekanbaru atas suksesnya kegiatan Temu Industri 2024 yang digelar pada 21 November 2024. "Melalui acara Temu Industri ini, kami berharap dapat mempererat kerja sama antara BSPJI Pekanbaru dan seluruh stakeholder industri," ungkapnya.
Andi optimistis bahwa dengan komitmen dan sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan lembaga terkait, industri di Riau dan Kepulauan Riau dapat berkembang pesat, memberikan dampak ekonomi positif, serta berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. "Dengan kolaborasi ini, kita dapat mewujudkan ekosistem industri yang mampu bersaing di tingkat global," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala BSPJI Pekanbaru, Siti Rohmatul Ummah, menjelaskan bahwa kegiatan Temu Industri ini menjadi ajang kolaborasi yang lebih kuat dan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat. "Pada kesempatan ini, BSPJI Pekanbaru juga meluncurkan LPH Utama. Dengan status baru ini, LPH BSPJI Pekanbaru dapat memeriksa berbagai skala produk, mulai dari mikro hingga besar, baik di tingkat nasional maupun internasional," jelas Siti.
Pada rangkaian kegiatan Temu Industri, BSPJI Pekanbaru juga menyerahkan sertifikat SPPT SNI kepada tujuh pelanggan setianya, yaitu PT Prima Organik Agro, PT Wilmar Nabati Indonesia, PT Kunango Jantan Agro, CV Ananda Water, PT Indonesia Ionized Mineral Water, PT Cakra Alam Sejati, dan PT Tirta Emas Kemasindo. Selain itu, BSPJI juga menyerahkan Sertifikat Halal kepada PT First Resources dan Sertifikat Industri Hijau kepada PT Wilmar Nabati Indonesia. "Kami juga memberikan apresiasi khusus kepada pelanggan loyal kami, yaitu PT First Resources, Kopsyah Patrindo, dan Bapak Heriyanto atas kepercayaan mereka dalam menggunakan layanan BSPJI Pekanbaru," tambah Siti.
Acara Temu Industri itu juga diisi dengan sesi talk show yang menghadirkan narasumber dari Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Sumatera - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang membahas perencanaan, perlindungan, dan pengelolaan lingkungan. Tim dari BSPJI Pekanbaru turut memaparkan informasi terkait layanan jasa teknis dan laboratorium lingkungan, yang semakin memperkuat komitmen untuk mendukung pengembangan industri berkelanjutan.