- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Rabu, 20 November 2024 | 13:50 WIB
: Para peserta Workshop yang bertajuk “Memperkuat Ketahanan Bencana di Kawasan Asia-Pasifik: Manajemen Risiko Terpadu melalui Data Geospasial dan Pemetaan Daerah Rawan Bencana untuk Peningkatan Kesiapsiagaan” di Ruang IPTEK BRIN, Jakarta pada Rabu (20/11/2024)/Foto : InfoPublik/Farizzy Adhy
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Rabu, 20 November 2024 | 15:10 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 70
Jakarta, InfoPublik – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) bersinergi untuk memperkuat ketangguhan bencana di kawasan Asia-Pasifik.
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Penindito saat membuka Workshop bertajuk Memperkuat Ketahanan Bencana di Kawasan Asia-Pasifik: Manajemen Risiko Terpadu melalui Data Geospasial dan Pemetaan Daerah Rawan Bencana untuk Peningkatan Kesiapsiagaan, di Ruang IPTEK BRIN, Jakarta pada Rabu (20/11/2024).
Mego menjelaskan bahwa kegiatan yang dihadiri oleh beberapa perwakilan dari Kementerian/Lembaga dan perwakilan dari beberapa negara tetangga ini bertujuan mengintegrasikan teknologi satelit, kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI), dan data geospasial dalam manajemen risiko bencana.
“Kolaborasi ini bertujuan meningkatkan sistem peringatan dini yang lebih akurat dengan memanfaatkan data geospasial dan inovasi digital. Dengan teknologi AI dan big data, kita dapat membuat simulasi bencana yang lebih presisi,” ujar Mego.
Mego menjelaskan bahwa perkembangan teknologi, seperti konstelasi satelit virtual yang dikembangkan bersama UNESCAP, akan mendukung pemetaan risiko bencana di seluruh kawasan Asia-Pasifik. Ia mengatakan bahwa kerja sama ini mencakup berbagi data satelit, khususnya untuk mitigasi risiko bencana. Data dari satelit penginderaan jauh dapat digunakan untuk memantau perubahan cuaca, iklim, hingga aktivitas vulkanik secara real-time.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Indonesian Space Agency (INASA) BRIN, Erna Sri Adiningsih, menjelaskan bahwa inisiatif ini mencakup pemetaan hotspot bencana, seperti banjir, menggunakan pembelajaran mesin dan AI.
“Kami berharap teknologi ini membantu otoritas bencana merespons lebih cepat, dengan data yang real-time dan akurat,” ujar Erna.
Sementara itu, Chief Space Application Section,Information, Communications, Technology & Disaster Risk Reduction Division UNESCAP, Keran Wang memuji kepemimpinan Indonesia dalam memanfaatkan teknologi antariksa untuk ketahanan bencana.
“Inovasi digital dan kolaborasi lintas negara sangat penting untuk membangun ketangguhan terhadap tantangan perubahan iklim dan bencana alam,” pungkasnya.
Workshop yang diselenggarakan pada 20-22 Novermber 2024 ini juga akan menampilkan pelatihan langsung terkait teknologi AI untuk pemetaan risiko bencana, dengan fokus pada skenario banjir di Karawang, Jawa Barat.
Pada akhir acara, diharapkan muncul rencana proyek percontohan untuk meningkatkan kapasitas manajemen bencana di kawasan ini.
Melalui kolaborasi ini, BRIN dan UNESCAP berharap dapat memanfaatkan teknologi digital secara maksimal untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa dan melindungi mata pencaharian masyarakat di kawasan Asia-Pasifik.