- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Jumat, 15 November 2024 | 05:15 WIB
: Wamendag Roro dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Daerah (Diklatda) 2024 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jakarta Raya (HIPMI Jaya) pada Kamis (14/11/2024) di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, Jakarta/ foto: humas Kemendag
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Jumat, 15 November 2024 | 05:26 WIB - Redaktur: Untung S - 87
Jakarta, InfoPublik – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti Widya Putri, menegaskan pentingnya kewirausahaan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Menurut Roro, kewirausahaan menjadi modal penting dalam mendukung target pemerintah pada periode 2025—2029 di bawah kepemimpinan Presiden RI Prabowo Subianto dengan visi Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045.
Wamendag Roro menyampaikan hal tersebut dalam acara Pendidikan dan Pelatihan Tingkat Daerah (Diklatda) 2024 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jakarta Raya (HIPMI Jaya), yang digelar pada Kamis (14/11/2024), di The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place, Jakarta. Acara itu mengusung tema “Transformasi Pengusaha Muda Jakarta: Sebagai Katalisator Jakarta Kota Global Maju, Merata, dan Berkelanjutan.”
“Visi pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 salah satunya adalah dengan mendorong kewirausahaan. Oleh karena itu, pelaku usaha, khususnya anggota HIPMI Jaya, harus memanfaatkan peluang untuk berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian,” ujar Wamendag Roro.
Roro menjelaskan bahwa Indonesia memiliki berbagai peluang perdagangan yang menjanjikan. Peluang tersebut mencakup potensi mineral kritis, pasar dalam negeri yang besar, stabilitas politik dan ekonomi, bonus demografi, dan potensi generasi muda. Pemerintah Indonesia juga adaptif dan responsif terhadap tantangan perdagangan nasional dan global, seperti isu lingkungan, perubahan iklim, geopolitik global, disrupsi digital, gangguan rantai pasok, fluktuasi harga pangan dan energi, serta pergeseran status ekonomi negara-negara kurang berkembang (Least Developed Countries/LDCs).
“Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen pada 2029, dan upaya ini memerlukan kolaborasi yang kuat dari semua pihak, termasuk generasi muda dan pelaku usaha,” jelas Roro.
Dalam berbagai indeks daya saing global, Indonesia menunjukkan peningkatan yang signifikan. Indonesia saat ini berada di peringkat 18 dalam Indeks Perdagangan Berkelanjutan (Sustainable Trade Index/STI) dan peringkat 27 dalam Peringkat Daya Saing Dunia (World Competitiveness Ranking/WCR). Selain itu, Indonesia menduduki peringkat 45 dalam Peringkat Daya Saing Digital Dunia (World Digital Competitiveness Ranking/WDCR) dan peringkat 54 dalam Indeks Inovasi Global (Global Innovation Index/GII).
Proyeksi Ekonomi Positif
Menjelang akhir tahun 2024, Wamendag Roro optimistis dengan proyeksi ekonomi dan perdagangan Indonesia ke depan. Beberapa lembaga dunia memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi global pada 2025 akan berada di kisaran 2,7—3,3 persen, dengan volume perdagangan dunia yang diproyeksikan tumbuh dari 3,1 persen pada 2024 menjadi 3,4 persen pada 2025. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri diperkirakan akan meningkat dalam kisaran 5,1—5,2 persen pada 2025.
Untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi, Kementerian Perdagangan telah menyiapkan tiga program prioritas: pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor, dan program BISA Ekspor (Berani Inovasi Siap Adaptasi). Program ini berfokus pada peningkatan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta memperkuat daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
“Kami juga terus mendorong hilirisasi dan peningkatan daya saing di berbagai sektor. Hilirisasi ini diharapkan akan menciptakan efek berganda yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat,” imbuh Roro.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2024 tercatat positif sebesar 4,95 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju di kelompok G20. Hal itu menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pondasi yang kuat untuk menuju Indonesia Emas 2045.
Selain itu, Indonesia telah mencatatkan surplus perdagangan selama 53 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Hingga periode Januari—September 2024, surplus neraca perdagangan mencapai USD 21,98 miliar, dengan kinerja ekspor nonmigas yang kembali tumbuh positif sebesar 0,39 persen.
Wamendag Roro menekankan bahwa kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan generasi muda sangat penting untuk memastikan keberhasilan visi Indonesia Emas 2045. “Kami optimistis bahwa dengan kerja keras dan sinergi, kita bisa mewujudkan Indonesia yang maju, merata, dan berkelanjutan,” tutupnya.