- Oleh Wahyu Sudoyo
- Rabu, 25 Desember 2024 | 20:07 WIB
: Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti Widya Putri saat setelah embukaan pameran SIAL Interfood ke-25 pada Rabu (13/11/2024) di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta/ foto: Humas Kemendag
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Kamis, 14 November 2024 | 10:23 WIB - Redaktur: Untung S - 233
Jakarta, InfoPublik – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti Widya Putri, menegaskan pentingnya edukasi mengenai keragaman pangan lokal dan pemilihan makanan yang lebih sehat.
Hal itu disampaikan dalam pembukaan Salon International de L'alimentation (SIAL) Interfood ke-25 yang berlangsung pada Rabu (13/11/2024), di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta.
Wamendag Roro yang didampingi oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN), Mardyana Listyowati, serta beberapa pejabat terkait, mengungkapkan bahwa pameran ini diharapkan menjadi momen yang tepat untuk saling belajar dan mencari solusi guna mendukung inisiatif pangan lokal yang ramah lingkungan.
"Melalui SIAL Interfood ke-25 di Jakarta, diharapkan para pemangku kepentingan dan peserta mendapatkan edukasi mengenai pentingnya keberagaman pangan lokal serta pilihan makanan yang lebih sehat. Oleh karena itu, pameran ini harus dimanfaatkan dengan baik untuk saling belajar dan mencari cara mendukung inisiatif pangan lokal yang ramah lingkungan," ujar Wamendag Roro dalam siaran pers Kementerian Perdagangan.
Dalam kesempatan tersebut, Wamendag Roro juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dalam mendorong perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta ekspor produk makanan dan minuman (mamin). Kolaborasi ini, menurutnya, akan meningkatkan daya saing UMKM, memfasilitasi internasionalisasi produk, serta meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk Indonesia.
"UMKM dapat menjadi katalis penting bagi penciptaan lapangan kerja dan peningkatan ekspor nasional. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta sangat penting untuk meningkatkan daya saing dan kapasitas produksi UMKM, khususnya dalam sektor mamin," jelas Wamendag Roro.
SIAL Interfood ke-25 yang diselenggarakan di Jakarta pada 13–16 November 2024, merupakan pameran mamin terbesar di dunia. Pameran ini diharapkan dapat memperkuat perdagangan mamin Indonesia, memperluas jaringan, serta membuka peluang pasar ekspor di kawasan ASEAN. SIAL bekerja sama dengan Krista Exhibitions untuk membantu perusahaan mamin menembus pasar internasional.
“Pameran SIAL Interfood ke-25 ini diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi perdagangan mamin Indonesia, meningkatkan jaringan, dan memperluas pasar ekspor, serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” tambah Wamendag Roro.
Dalam kaitan itu, Kementerian Perdagangan juga berkomitmen untuk terus menjalankan berbagai inisiatif yang mendukung UMKM dalam menembus pasar internasional. Tiga program utama yang dijalankan adalah perlindungan pasar domestik, perluasan pasar ekspor melalui diplomasi perdagangan internasional, dan peningkatan daya adaptasi serta inovasi UMKM melalui program "UMKM BISA Ekspor."
Program UMKM BISA Ekspor difokuskan pada pengembangan kebijakan ekosistem ekspor yang mendukung, pendirian pusat ekspor di luar pulau Jawa, serta optimalisasi perwakilan dagang untuk mempromosikan produk UMKM Indonesia di pasar global.
Selain itu, Wamendag Roro juga menambahkan bahwa 99 persen unit usaha di Indonesia didominasi oleh UMKM, yang memberikan kontribusi sebesar 60,5 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional dan menyerap 97 persen tenaga kerja.
Dalam periode Januari hingga September 2024, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan sebesar USD21,98 miliar, didorong oleh sektor nonmigas yang menyumbangkan USD37,03 miliar. Sektor mamin Indonesia juga menunjukkan pertumbuhan positif selama lima tahun terakhir dengan nilai ekspor sebesar USD5,2 miliar pada 2023. Produk mamin Indonesia telah berhasil menembus pasar negara-negara seperti Amerika Serikat, Filipina, Malaysia, Republik Rakyat Tiongkok, dan Thailand.
Dengan demikian, optimisme terhadap ekspor nonmigas di 2024 semakin meningkat, khususnya di sektor mamin yang berpotensi besar untuk terus berkembang.