- Oleh Jhon Rico
- Kamis, 26 Desember 2024 | 22:35 WIB
: Menteri PKP Maruarar Sirait saat Rakor bersama dengan Wapres RI Gibran Rakbuming Raka dan Kabinet Merah Putih di BNPB, Jakarta/Foto : Humas Kementerian PKP/Ristyan Mega Putra
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Rabu, 13 November 2024 | 05:43 WIB - Redaktur: Untung S - 314
Jakarta, InfoPublik – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) telah menyiapkan rencana pembangunan hunian tetap untuk masyarakat yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ada tujuh desa di dua kecamatan, yakni Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura, yang akan mendapatkan perhatian khusus dalam pembangunan hunian tetap (Huntap) untuk memastikan masyarakat dapat kembali tinggal di tempat yang aman dan layak huni.
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait dalam rapat koordinasi bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta pada Selasa (12/11/2024), mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memulai proses relokasi itu.
Menurutnya, Wapres Gibran Rakabuming Raka telah memberikan arahan agar Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) segera menentukan lokasi yang aman untuk relokasi, bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Maruarar Sirait menjelaskan bahwa relokasi tersebut akan melibatkan dua kecamatan, yakni Wulanggitang dan Titihena, dengan masing-masing lokasi yang telah dipilih untuk pembangunan hunian tetap. Di Kecamatan Wulanggitang, lokasi yang dipilih berada di Desa Pululera, dengan tiga titik yakni Tanawawe, Tapowolo, dan Balunamang, yang berjarak sekitar 20 kilometer dari Gunung Lewotobi. Di Kecamatan Titihena, relokasi akan dilakukan di Desa Kobasoma, di area Kramak, sekitar 30 kilometer di timur laut gunung.
Untuk mempercepat pembangunan, hunian tetap yang direncanakan akan menggunakan teknologi pracetak seperti panel RISHA atau RUSPIN. Selain itu, Kementerian PKP juga akan menyediakan fasilitas pendukung seperti jalan, drainase, pengelolaan air limbah, dan jaringan air bersih (Prasarana, Sarana, dan Utilitas/PSU) untuk memastikan kenyamanan warga setelah relokasi.
“Kami sudah menyiapkan anggaran dari negara untuk pembangunan ini dan juga mengajak pihak swasta untuk turut serta membantu masyarakat terdampak melalui program perumahan,” tambah Maruarar.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki berdampak pada enam desa di Kecamatan Wulanggitang dan satu desa di Kecamatan Ile Bura, dengan lebih dari 11.000 orang mengungsi ke titik pengungsian. Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, mengungkapkan bahwa instruksi telah diberikan untuk memastikan tenda-tenda pengungsian diatur dengan baik, dengan pemisahan area bagi lansia, ibu hamil, dan anak-anak untuk menjamin pelayanan yang optimal.
Pemerintah berharap dengan dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah pusat, daerah, maupun sektor swasta, langkah-langkah relokasi ini dapat terlaksana dengan cepat dan lancar, serta memberikan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat yang terdampak bencana.