Indonesia dan Kanada Sepakati CEPA, Buka Akses Pasar hingga Investasi Baru

: Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Djatmiko Bris Witjaksono sekaligus Ketua Delegasi Indonesia berhasil menyelesaikan perundingan Indonesia-Canada CEPA/ foto: Humas Kemendag


Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Selasa, 12 November 2024 | 11:08 WIB - Redaktur: Untung S - 212


Jakarta, InfoPublik – Perundingan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) ditutup dengan hasil menggembirakan, setelah tim perunding Indonesia dan Kanada berhasil menyelesaikan seluruh teks isu yang dibahas. Hal itu menandai langkah penting dalam upaya mempererat hubungan perdagangan kedua negara.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Djatmiko Bris Witjaksono, yang juga bertindak sebagai Ketua Delegasi Indonesia, pada penutupan perundingan, Jumat (8/11/2024). Perundingan putaran ke-10 ini berlangsung selama lima hari, dari 4 hingga 8 November 2024 di Bandung, Jawa Barat.

Djatmiko mengungkapkan bahwa keberhasilan penyelesaian seluruh teks isu menjadi tonggak penting dalam proses negosiasi ini. Putaran ke-10 ini menandai kesepakatan substantif yang telah dicapai oleh kedua negara di seluruh isu yang dirundingkan.

“Teks isu yang berhasil dirundingkan meliputi perdagangan barang, jasa, investasi, usaha kecil dan menengah, pengadaan barang dan jasa pemerintah, kekayaan intelektual, serta pembangunan berkelanjutan. Secara keseluruhan, perundingan ini menunjukkan semangat kolaborasi yang kuat antara Indonesia dan Kanada,” kata Djatmiko dalam siaran pers yang diterima, Senin (11/11/2024).

Djatmiko juga memberikan apresiasi atas dedikasi dan kerja keras tim perunding dari kedua negara. Sejak perundingan dimulai pada tahun 2022, Indonesia dan Kanada telah bernegosiasi secara intensif, dan putaran ke-10 ini menjadi puncak keberhasilan yang sangat memuaskan. “Kami berterima kasih kepada Tim Perunding dari kedua negara atas kerja keras dan komitmen mereka,” tambah Djatmiko.

Sementara itu, Associate Assistant Deputy Minister Global Affairs Canada, Aaron Fowler, yang juga Ketua Delegasi Kanada, menggarisbawahi pentingnya perjanjian perdagangan komprehensif ini dalam memperkuat hubungan ekonomi bilateral. “Komitmen selama perundingan ini menegaskan bahwa perjanjian perdagangan komprehensif adalah sesuatu yang sangat penting untuk memperkuat hubungan ekonomi antara Indonesia dan Kanada. Kami berharap upaya bersama ini akan membawa manfaat besar bagi kedua negara,” ujarnya.

Sebagai langkah berikutnya, Indonesia dan Kanada akan menyelesaikan beberapa isu teknis yang tersisa. Penyelesaian substantif Indonesia-Canada CEPA direncanakan akan diumumkan oleh kedua kepala negara di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) pada 15 November 2024.

Setelah pengumuman tersebut, Menteri Perdagangan dari kedua negara akan menandatangani Joint Ministerial Statement on the Conclusion of Indonesia-Canada CEPA, yang dijadwalkan akan dilakukan saat Misi Dagang Pemerintah Kanada ke Jakarta pada 2 Desember 2024.

Djatmiko menjelaskan sejumlah manfaat utama dari perjanjian itu, di antaranya adalah peningkatan akses pasar perdagangan barang dan jasa ke wilayah Amerika Utara, potensi peningkatan investasi Kanada ke Indonesia, dan pembukaan peluang kerja sama ekonomi yang lebih luas. Kerja sama ini diharapkan dapat memperkuat sektor-sektor seperti mineral kritis, standar kesehatan, dan keamanan produk.

Selama periode Januari–Agustus 2024, total perdagangan antara Indonesia dan Kanada tercatat sebesar USD2,4 miliar, menurut data Kementerian Perdagangan RI. Ekspor Indonesia ke Kanada mencapai USD935,8 juta, sementara impor Indonesia dari Kanada tercatat sebesar USD1,46 miliar.

Pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapai USD3,44 miliar. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Kanada meliputi perlengkapan telepon, limbah hasil produksi, karet alam, aksesori, dan koper. Sedangkan, komoditas impor utama dari Kanada terdiri dari gandum, pupuk, kedelai, dan serbuk kayu.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Selasa, 10 Desember 2024 | 08:00 WIB
Mendag Resmikan RCEP Support Unit, Tonggak Baru Perkuat Integrasi Ekonomi Kawasan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 6 Desember 2024 | 21:43 WIB
Harbolnas 2024 Siap Dongkrak Penjualan UMKM, Targetkan Rp40 Triliun
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 6 Desember 2024 | 21:30 WIB
Wamendag: Ciptakan Ekosistem Modest Fesyen Inklusif, Inovatif, dan Berkelanjutan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 6 Desember 2024 | 21:24 WIB
KADI Inisiasi Penyelidikan Antidumping terhadap Impor Produk Polypropylene Homopolymer
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 6 Desember 2024 | 19:12 WIB
Harbolnas 2024 Dorong Pemberdayaan E-Commerce dan Produk UMKM Indonesia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 6 Desember 2024 | 05:58 WIB
Wamendag Prioritaskan Perdagangan Hijau, Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 4 Desember 2024 | 17:50 WIB
Mendag Lepas Ekspor Porduk UMKM Jawa Timur Senilai Rp3,9 Miliar
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 4 Desember 2024 | 13:42 WIB
Mendag Budi Ajak UMKM Produk Makanan Sehat Bidik Pasar Ekspor