- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Senin, 23 Desember 2024 | 08:33 WIB
: Kemendag menindak kain gulungan dari impor ilegal di Jakarta Utara pada Jumat (8/11/2024)/ foto: Humas Kemendag
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Sabtu, 9 November 2024 | 08:23 WIB - Redaktur: Untung S - 426
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Perdagangan membuktikan komitmenya dalam melindungi industri dalam negeri khususnya pada sektor tekstil dengan menindak tegas pelaku impor ilegal yang tidak sesuai dengan aturan.
Komitmen itu dibuktikan saat Menteri Perdagangan, Budi Santoso mengekspose kain gulungan yang diduga ilegal senilai Rp 90 miliar di Kapuk Muara, Jakarta Utara, Jumat (8/11/2024). Produk ini merupakan hasil temuan Satuan Tugas (Satgas) Pengawasan Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor, khususnya untuk produk tekstil dan produk tekstil (TPT).
Pengawasan dilakukan di dua tempat di Jakarta dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Barang-barang tersebut diduga melanggar Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024 dan Permendag Nomor 26 tahun 2021.
“Kemendag berkomitmen untuk terus mengawal dan mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama melakukan pengawasan ini, demi melindungi industri Indonesia,” ujar Mendag Budi berdasarkan siaran pers Kemendag yang diterima, Jumat (8/11/2024).
Dua tempat pengawasan yang dilakukan Mendag Budi. pertama dilakukan di Kelurahan Roa Malaka, Jakarta Barat pada 30 Oktober 2024 dengan jumlah temuan 30.000 rol TPT bernilai sekitar Rp30 miliar. Pengawasan kedua, yaitu di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara pada 31 Oktober 2024 dengan jumlah temuan sebanyak 60.000 rol TPT bernilai sekitar Rp60 miliar. Dugaan pelanggarannya, antara lain, adalah tidak dilengkapinya dokumen Persetujuan Impor (PI), Laporan Surveyor (LS), dan registrasi pendaftaran barang terkait Keamanan, Keselamatan, Kesehatan dan Lingkungan Hidup (K3L).
"Masuknya barang tanpa mengikuti ketentuan seperti ini merupakan musuh utama kita bersama, yang menghambat tumbuhnya industri tekstil dalam negeri," imbuh Mendag Budi.
Sejak dibentuk pada 18 Juli 2024 Satgas telah melakukan kegiatan ekspose hasil temuan pengawasan sebanyak empat kali. Ekspose pertama dilaksanakan pada 26 Juli 2024 di salah satu gudang di kawasan pergudangan Kamal Muara, Jakarta Utara dengan nilai barang mencapai Rp40 miliar. Ekspose kedua dilaksanakan pada 6 Agustus 2024 di tempat Penimbunan Pabean Bea dan Cukai Cikarang, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi Jawa Barat dengan nilai barang mencapai Rp41,19 miliar. Selanjutnya, ekspose ketiga dilaksanakan pada 23 September 2024 di Kawasan Industri Jatake, Kota Tangerang, Banten dengan nilai temuan mencapai Rp10 miliar. Ekpose keempat dilaksanakan pada 30 September 2024 di Kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan dengan nilai temuan mencapai Rp11,45 milar.
Sebagai tindak lanjut ekspose, Satgas telah melakukan pemusnahan barang hasil temuan pengawasan sebanyak dua kali, yaitu pada 2 dan 9 September 2024. Pemusnahan tersebut disaksikan oleh seluruh perwakilan anggota Satgas.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga Rusmin Amin mengungkapkan, masuknya barang impor secara ilegal menjadi tantangan signifikan di Indonesia dengan implikasi yang luas terhadap perlindungan dan perekonomian masyarakat serta perekonomian domestik. Untuk itu, Pemerintah telah melakukan langkah strategis dalam pengawasan dan penanganan permasalahan impor dengan terus berkoordinasi dan menjalin komunikasi pengawasan dan penanganan permasalahan impor
“Satgas akan terus melakukan pengawasan untuk melindungi industri dalam negeri. Selain itu, instansi yang tergabung dalam Satgas akan melanjutkan tugasnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing,” ujar Rusmin.
Kegiatan ekspose penidakan barang impor ilegal turut dihadiri perwakilan dari Bareskrim Polri, Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan; Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen; Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum; Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Jakarta; Ditjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum; Ditjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian; Ditjen Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional Kementerian Perindustrian; Deputi Bidang Intelijen Ekonomi Badan Intelijen Negara; Deputi Bidang Penindakan Badan Pengawas Obat dan Makanan; Deputi Operasi dan Latihan Badan Keamanan Laut; serta KADIN.