- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Kamis, 7 November 2024 | 05:47 WIB
: Wakil Menteri Perdagangan RI, Dyah Roro Esti menghadiri Perundingan Putaran Kesepuluh Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/11/2024)/ foto: Humas Kemendag
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Kamis, 7 November 2024 | 05:45 WIB - Redaktur: Untung S - 102
Jakarta, InfoPublik – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti menyampaikan optimisme dan komitmen Indonesia dalam melanjutkan perundingan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). Menurut Roro, Indonesia siap bernegosiasi secara konstruktif, berupaya mencapai kesepakatan substansial dengan Kanada pada akhir 2024.
“Indonesia berkomitmen terus bernegosiasi secara konstruktif dan menghargai fleksibilitas Kanada. Kami optimistis perundingan ini dapat menghasilkan kesepakatan substansial di akhir tahun,” ujar Wamendag Roro dalam putaran ke-10 perundingan CEPA, Kamis (7/11/2024).
Putaran ke-10 perundingan ini akan membahas isu-isu yang tersisa, termasuk akses pasar barang dan jasa, investasi, pembangunan berkelanjutan, serta diskusi terkait mineral kritis. Kementerian Perdagangan menargetkan putaran ini menjadi perundingan akhir untuk menyelesaikan Indonesia-Canada CEPA, sejalan dengan program perluasan pasar ekspor yang juga mencakup Eurasia dan Peru.
Wamendag Roro menegaskan perlunya fleksibilitas dan solusi kreatif dari kedua belah pihak untuk menyelesaikan isu-isu kompleks. Menurutnya, solusi yang disepakati harus mencerminkan pendekatan seimbang tanpa mengorbankan hasil yang diharapkan.
“Perundingan memerlukan fleksibilitas dan kreativitas. Saya mengapresiasi kerja keras kedua delegasi. Menyesuaikan ambisi tidak berarti mengorbankan hasil, tetapi mencari solusi seimbang yang dapat diterima kedua pihak,” ungkap Roro.
Dalam perundingan tersebut, Roro didampingi oleh Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Djatmiko Bris Witjaksono. Mereka bertemu dengan Associate Assistant Deputy Minister Global Affairs Canada, Aaron Fowler. Kehadiran Roro menunjukkan komitmen serius pemerintah Indonesia dalam memperluas pasar ekspor dan mengurangi hambatan perdagangan.
“Arahan Menteri Perdagangan Budi Santoso jelas: Pemerintah Indonesia berkomitmen memperluas pasar ekspor dan membuka akses baru melalui perundingan perdagangan internasional seperti Indonesia-Canada CEPA,” jelas Roro.
Wamendag Roro menilai perundingan ini dapat memperkuat hubungan dagang bilateral yang menguntungkan kedua negara. Ia juga menyoroti peluang besar bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, yang dapat memanfaatkan tarif preferensi dari CEPA ini.
“Potensi ekspor yang besar harus dimanfaatkan oleh UMKM Indonesia. Kesepakatan ini akan meningkatkan daya saing produk UMKM di pasar global,” imbuh Roro.
Data Kementerian Perdagangan mencatat bahwa total perdagangan Indonesia-Kanada pada periode Januari–Agustus 2024 mencapai USD2,4 miliar. Ekspor Indonesia ke Kanada tercatat sebesar USD935,8 juta, sementara impor dari Kanada mencapai USD1,46 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia meliputi perlengkapan telepon, limbah dan barang bekas, karet alam, serta peralatan wisata. Sebaliknya, komoditas impor utama dari Kanada adalah gandum, pupuk, kedelai, dan serbuk kayu.
Pemerintah terus mendukung ekspor dengan mengupayakan perjanjian yang memberi keuntungan maksimal bagi pelaku usaha Indonesia. Dengan potensi besar di depan, Indonesia-Canada CEPA diharapkan membuka jalan lebih luas bagi peningkatan daya saing dan pertumbuhan ekonomi.