- Oleh Dian Thenniarti
- Jumat, 22 November 2024 | 07:08 WIB
: Menteri Perdagangan Budi Santoso saat melepas Kontainer Ekspor ke-400 Ribu milik Mayora Group di Gudang Mayora Cikupa, Tangerang, Banten pada Selasa (5/11/2024)/Foto : Farizzy InfoPublik
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Selasa, 5 November 2024 | 14:32 WIB - Redaktur: Untung S - 346
Serang, InfoPublik - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso secara resmi melepas kontainer ekspor ke-400.000 produk makanan milik Mayora Group di Gudang Mayora Group Cikupa, Tangerang, Banten, pada Senin (5/11/2024).
Produk-produk tersebut akan diekspor ke 15 negara, termasuk Palestina, Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab (UAE), Kuwait, Mesir, Madagaskar, Afrika Selatan, Filipina, Thailand, Vietnam, Malaysia, Bangladesh, Armenia, dan Australia.
Dalam sambutannya, Mendag Budi menyampaikan bahwa ekspor produk makanan dan minuman terus mengalami peningkatan, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,8 persen dari 2019 hingga 2023. Khusus di 2023, periode Januari hingga Agustus, pertumbuhan mencapai 6,4 persen meskipun permintaan global tercatat sekitar 7,7 persen. "Pasar kita cukup besar, dan pencapaian ini membuktikan daya saing produk Indonesia di pasar internasional," ungkapnya dalam pantauan InfoPublik.
Mendag juga mengapresiasi pencapaian Mayora dan menekankan peran industri makanan dan minuman dalam menggerakkan ekonomi nasional. Ia mengakui bahwa tantangan ekspor masih kerap dihadapi, terutama dari regulasi proteksi perdagangan di negara tujuan. Namun, Indonesia juga melindungi industrinya melalui kebijakan yang tepat, seperti bea masuk tambahan, untuk memberikan kesempatan bagi industri dalam negeri bersaing.
Pada kesempatan itu, Mendag Budi menjelaskan tiga program utama Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang difokuskan untuk mendukung penguatan industri nasional. Pertama, pengamanan pasar dalam negeri dari dominasi produk impor. "Pasar domestik kita besar, jadi kita perlu instrumen perlindungan yang tepat," ujar Budi.
Kedua, meningkatkan daya saing produk lokal. Menteri Budi menegaskan bahwa daya saing yang tinggi akan memudahkan produk nasional bersaing di kancah global. "Peningkatan daya saing adalah kunci, terutama dalam menghadapi persaingan dengan produk asing yang lebih murah dan berkualitas tinggi," jelasnya.
Ketiga, perluasan pasar ekspor. Budi menjelaskan bahwa Mayora telah menunjukkan potensi ekspor yang baik dengan menembus pasar negara-negara non-tradisional. Kemendag juga memperkuat langkah ini dengan mendirikan kantor perwakilan di beberapa negara yang berfungsi sebagai "marketing" produk Indonesia.
Sebagai bagian dari upaya mempermudah ekspor, Kemendag juga mempercepat perjanjian perdagangan internasional dengan negara-negara seperti Peru, Kanada, dan kawasan Eurasia. Budi menegaskan bahwa setiap perjanjian perdagangan harus saling menguntungkan dan membawa dampak positif bagi Indonesia.
Selain fokus pada industri besar, Kementerian Perdagangan juga menjalankan program "UMKM Bisa Ekspor" untuk meningkatkan keterlibatan UMKM dalam ekspor. Oleh karena itu, Kemendag memberikan pendampingan dan pelatihan bagi UMKM, termasuk dalam desain produk dan pemasaran.
"Rasio kewirausahaan kita masih 3,47 persen, sementara syarat untuk menjadi negara maju adalah 10-12 persen. Banyak UMKM yang sebenarnya memiliki produk berkualitas, tetapi terkendala pemasaran," ungkapnya.
Sementara itu, Presiden Direktur Mayora Group, Andri Sukendra Atmadja, dalam sambutannya, mengapresiasi Kemendag, khususnya Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengembangan Ekspor Nasional, atas dukungan dalam mengembangkan pasar ekspor Mayora. “Kami telah menerima banyak bantuan, termasuk fasilitas trade expo dan pameran yang memungkinkan kami mendapatkan banyak kontak pembeli yang akhirnya berbuah transaksi,” ujar Andre.
Andre menambahkan bahwa Mayora Group tidak hanya berhasil meningkatkan volume ekspor tetapi juga memperluas pasar baru dengan menambah 12 negara tujuan ekspor, sehingga total negara tujuan kini menjadi 103. Ia menyebut bahwa ekspor Mayora kini berkontribusi hampir 48 persen dari total pendapatan perusahaan yang mencapai 50 triliun rupiah. "Kadang kontribusi ekspor mencapai 50 persen, tergantung bulannya, tetapi rata-rata 48 persen," tambahnya.
Acara itu turut dihadiri oleh Penjabat (Pj) Gubernur Banten, Al Muktabar; Direktur Industri Makanan dan Minuman, Merry Maryati; Kepala Kantor Bea Cukai Serang, Rahmat Subagio, serta para pejabat penting dan karyawan Mayora Group.