WIMA INA Bawa Perempuan Maritim Indonesia Berkiprah di Forum Internasional Bali 2024

: Delegasi WIMA INA menyampaikan paparannya terkait sektor maritim pada pertemuan internasional tiga negara pantai (Co-operative Forum ke-15) di Bali. Foto : Kemenhub


Oleh Dian Thenniarti, Kamis, 24 Oktober 2024 | 15:50 WIB - Redaktur: Untung S - 86


Jakarta, InfoPublik – Women in Maritime Indonesia (WIMA INA), organisasi yang mewadahi perempuan-perempuan yang berkiprah di sektor maritim, kembali memperlihatkan kontribusinya di dunia maritim internasional. Kali ini, WIMA INA mengirimkan empat anggotanya sebagai pembicara pada pertemuan Co-operative Forum (CF) ke-15 yang berlangsung di Bali pada 21-22 Oktober 2024.

Co-operative Forum merupakan pertemuan tahunan yang diselenggarakan secara bergiliran oleh tiga negara pantai, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Singapura, di bawah kerangka Cooperative Mechanism. Tujuan utama dari pertemuan ini adalah untuk memperkuat dialog dan diskusi tentang isu-isu terkait keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura.

Forum ini memiliki peranan strategis karena melibatkan pejabat eselon I dan high-level dari tiga negara pantai, negara pengguna selat, asosiasi, serta organisasi internasional yang berfokus pada isu-isu maritim global.

Ketua Umum WIMA INA, Nirmala Chandra Motik, membuka sesi dengan memperkenalkan WIMA INA serta anggotanya kepada seluruh delegasi yang hadir melalui presentasinya yang berjudul "Women in Maritime Initiative on Environmental Preservation."

Salah satu Srikandi WIMA INA, Ayu Kharizsa, Kepala Bagian Organisasi dan Humas Ditjen Perhubungan Laut, berbagi pengetahuan tentang dekarbonisasi dan digitalisasi yang telah dilakukan di Indonesia selama pertemuan tersebut. Ayu menekankan pentingnya langkah-langkah dekarbonisasi dalam menjaga kelestarian lingkungan maritim.

Selanjutnya, anggota WIMA INA lainnya, Murni Herawati Sitinjak dari Bagian Hukum dan KSLN Ditjen Perhubungan Laut, membawakan paparan tentang Update Penetapan PSSA (Particularly Sensitive Sea Area) Selat Lombok. Pembaruan ini penting dalam mendukung keamanan pelayaran di wilayah tersebut.

Srikandi WIMA INA lainnya, Ririn Irianti dari Direktorat Kenavigasian, turut memberikan pembaruan terkait proyek penggantian dan pemeliharaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran di Selat Malaka dan Selat Singapura yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.

Dalam kesempatan tersebut, Ayu Kharizsa menyampaikan bahwa presentasi para Srikandi WIMA INA mendapat apresiasi dari delegasi negara-negara lain yang hadir. Salah satu delegasi dari Malaysia menilai bahwa presentasi teknis yang dibawakan oleh WIMA INA menandakan semakin mendalamnya peran perempuan di sektor maritim Indonesia.

"Pengakuan internasional ini menjadi pendorong bagi WIMA INA untuk terus memperkuat komitmen dalam mendukung peran perempuan di sektor maritim, guna membangun kembali dan meningkatkan budaya maritim di Indonesia," ujar Ayu, dikutip InfoPublik pada Kamis (24/10/2024).

Keberhasilan WIMA INA dalam membawa suara perempuan Indonesia ke kancah maritim internasional membuktikan pentingnya peran perempuan dalam menghadapi tantangan global di sektor kelautan dan perkapalan.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:35 WIB
Kementerian PANRB Dorong Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Pelaksana ASN
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:37 WIB
Kementerian PANRB Percepat Aksesi Indonesia ke OECD dengan Fokus pada Pelayanan Publik
  • Oleh Dian Thenniarti
  • Kamis, 24 Oktober 2024 | 05:55 WIB
Kemenhub Siapkan Operasi Nataru 2024/2025 untuk Liburan Aman dan Selamat