- Oleh MC PROV SUMATERA BARAT
- Selasa, 19 November 2024 | 22:25 WIB
: Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat bertemu Presiden World Water Council (WWF) Loic Fauchon di Beijing pada Senin (23/9/2024)/Foto : Biro Komunikasi Publik PUPR
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Selasa, 24 September 2024 | 14:43 WIB - Redaktur: Untung S - 258
Jakarta, InfoPublik – Dalam kunjungan kerjanya ke Beijing, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan pertemuan penting dengan Presiden World Water Council (WWC), Loic Fauchon, pada Senin (23/9/2024). Pertemuan ini bertujuan untuk menindaklanjuti hasil World Water Forum ke-10 yang sukses diselenggarakan di Bali pada 18-25 Mei 2024.
Dalam keterangan pers yang diterima pada Selasa (24/9/2024), Menteri Basuki menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Fauchon atas dukungannya dalam pelaksanaan forum tersebut. "Saya ingin mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya atas dukungan Presiden Fauchon dalam pelaksanaan World Water Forum ke-10, sejak awal proses persiapan di 2019 hingga agenda forum pada 18-25 Mei 2024 lalu," ujar Basuki.
Dalam pertemuan tersebut, Basuki juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia bersama dengan Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), serta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah membahas penyiapan World Lake Day atau Hari Danau Sedunia. Usulan ini diharapkan akan dibahas pada Sidang ke-79 Majelis Umum PBB di New York, 24-28 September 2024.
"Kami mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia pada 27 Agustus, bertepatan dengan tanggal pelaksanaan Konferensi Danau Dunia pertama kali pada tahun 1984," jelas Basuki.
Selain itu, Kemlu telah menyusun draft concept note dan draft resolusi untuk mendukung usulan ini, yang akan diajukan pada platform PBB. Sebagai tindak lanjut dari World Water Forum ke-10, Indonesia juga mengusulkan Pusat Pelatihan Sabo di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, sebagai center of excellence (CoE) untuk ketahanan air dan iklim di kawasan Asia Pasifik. Usulan ini diharapkan dapat disampaikan pada Jubilee Platinum Konferensi Asia Afrika yang akan digelar pada April 2025 di Bandung.
Diplomasi Air Indonesia di PBB
Tak hanya itu, pada pertemuan di Markas Besar PBB di New York pada 16 Juli 2024, Parlemen Indonesia telah mengusulkan pembentukan Kaukus Air untuk mengatasi masalah air, baik di Indonesia maupun secara global. Setelah pembentukan Kaukus Air, akan ada langkah konkret melalui diplomasi dan pembentukan undang-undang yang lebih kuat terkait air di berbagai negara.
"Akhirnya, kami juga telah menyelenggarakan Indonesia Water Warriors Assemble di Jakarta, yang melibatkan sekitar 300 komunitas, terutama dari generasi muda," kata Basuki. Inisiatif ini adalah tindak lanjut dari Bali Youth Plan dan bertujuan untuk mendorong peran aktif generasi muda dalam agenda sektor air. Di forum selanjutnya di Riyadh, Indonesia juga akan memperkenalkan Bali Youth Water Prize untuk mempromosikan keterlibatan pemuda dalam isu-isu air.
Indonesia bangga karena Menteri Luar Negeri Retno Marsudi baru-baru ini ditunjuk sebagai UN Special Envoy on Water, atau Utusan Khusus PBB untuk Air. Basuki menekankan bahwa penunjukan ini merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk mempercepat penerapan hasil World Water Forum ke-10 dan memajukan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) terkait air.
"Penunjukan Ibu Retno Marsudi sebagai Utusan Khusus PBB untuk Air adalah kesempatan bagi Indonesia untuk memainkan peran lebih besar dalam mendorong agenda politik global terkait air dan keberlanjutan," tutup Basuki.
Dalam kunjungan tersebut, Menteri PUPR Basuki didampingi oleh sejumlah pejabat tinggi, termasuk Duta Besar RI untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun, Staf Ahli Menteri Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S. Atmawidjaja, serta Direktur Air Baku dan Air Tanah Ismail Widadi.