- Oleh Wahyu Sudoyo
- Rabu, 18 September 2024 | 10:17 WIB
: Foto; Humas Kementan
Pandeglang, InfoPublik - Pemerintah Provinsi Banten telah menerima bantuan pompanisasi sebanyak 1.563 unit dari Kementerian Pertanian. Program ini bertujuan meningkatkan luas areal tanam dan produktivitas pertanian, terutama di lahan sawah tadah hujan.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten, Agus M. Tauchid, mengungkapkan bahwa pompanisasi yang telah dipasang mampu mengairi lahan seluas 54.225,57 hektar, dengan realisasi sebesar 77 persen dari potensi lahan sawah tadah hujan di Banten. "Ini adalah langkah signifikan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan peringkat Banten sebagai salah satu penyumbang beras nasional," ujar Agus dalam keterangannya pada Sabtu (7/9/2024).
Selain itu, Program Irigasi Perpompaan yang dicanangkan Kementerian Pertanian juga telah dialokasikan untuk Banten sebanyak 338 unit, dengan 263 unit sudah terpasang di Kabupaten Pandeglang, Lebak, Serang, Tangerang, dan Kota Serang. Kabupaten Pandeglang sendiri mendapatkan 55 unit pompa, dengan 7 unit dialokasikan untuk Kecamatan Saketi.
Agus menambahkan, program ini sangat membantu dalam memperluas areal tanam (PAT) dan meningkatkan produktivitas padi. “Dengan adanya irigasi perpompaan, ketahanan pangan di Banten bisa meningkat pesat, menjadikan provinsi ini salah satu kontributor utama beras nasional," jelasnya.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyebut bahwa pompanisasi merupakan solusi cepat dalam memperluas areal tanam, terutama di tengah kekeringan akibat perubahan iklim global. “Pompanisasi memungkinkan petani meningkatkan indeks pertanaman hingga tiga kali setahun, mendukung target swasembada pangan dan menjadikan Indonesia lumbung pangan dunia,” ujar Mentan Andi Amran.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan, Heru Tri Widarto, yang juga penanggung jawab Program PAT di Banten, menekankan pentingnya monitoring untuk memastikan progres irigasi perpompaan dan pompanisasi berjalan optimal. "Pompa ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengatasi kekeringan dan menjaga ketersediaan pangan," ungkap Heru.
Dinas Pertanian Banten mencatat bahwa meskipun bulan Agustus merupakan puncak musim kemarau, tidak ada kekhawatiran mengenai gagal panen akibat kekurangan air. Bahkan, beberapa lokasi telah memasuki masa panen raya, yang kemudian diikuti dengan pengolahan lahan dan penanaman kembali.
Monitoring program ini juga dilanjutkan di Desa Sukalangu dan Desa Geredug, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pandeglang, dengan melibatkan kelompok tani Jaya Laksana dalam gerakan tanam bersama.