- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Jumat, 4 Oktober 2024 | 18:30 WIB
: Presiden Jokowi saat menerima penghargaan Agricola Medal dari Director General FAO Dr. Qu Dongyu di Istana Negara, Jakarta pada Jumat (30/8/2024)/Foto: BPMI Setpres
Oleh Farizzy Adhy Rachman, Jumat, 30 Agustus 2024 | 17:06 WIB - Redaktur: Untung S - 341
Jakarta, InfoPublik - Penghargaan Agricola Medal yang diberikan oleh The Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO) kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) merupakan bukti nyata pengakuan dunia bahwa Indonesia konsisten dalam menjaga dan memperkuat ketahanan pangan.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, seusai menghadiri penyerahan penghargaan di Istana Negara, Jakarta, pada Jumat (30/8/2024).
"Kita semua patut berbangga karena penghargaan Agricola Medal ini diberikan karena Bapak Presiden dinilai konsisten memerangi kelaparan dan kemiskinan, serta memperkuat ketahanan pangan dan gizi masyarakat. Ini adalah bukti komitmen nyata dari pemerintah Indonesia dalam menggeber sektor pangan," ujar Arief dalam keterangan yang diterima InfoPublik.
Arief menyebutkan bahwa penghargaan ini kembali diberikan FAO kepada Indonesia setelah 39 tahun yang lalu, saat Presiden Soeharto juga mendapatkannya atas keberhasilan dalam mencapai swasembada pangan.
Lebih lanjut, Arief mengungkapkan bahwa kunci keberhasilan terletak pada sinergi yang kuat antara seluruh pemangku kepentingan dalam membangun ketahanan pangan yang tangguh.
"Sinergi hulu hilir menjadi elemen penting dalam membangun ekosistem ketahanan pangan yang kuat. Selain itu, fokus pada kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan sebagai produsen pangan tidak boleh dilupakan. Oleh karena itu, Bapak Presiden menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada petani di seluruh Indonesia," tambah Arief.
Senada dengan Arief, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa penghargaan ini menandai sejarah baru bagi Indonesia. Selama 10 tahun pemerintahan Presiden Jokowi, Indonesia telah berhasil mencapai swasembada pangan yang signifikan.
"Ini adalah sejarah baru bagi Indonesia, selama 10 tahun kepemimpinan beliau, kita berhasil mencapai swasembada pangan sempurna tanpa impor beras medium dari tahun 2017 hingga 2021. FAO memberikan penghargaan tertinggi ini sebagai pengakuan atas pencapaian tersebut. Keberhasilan ini juga berkat peran Kepala Bapanas, jajaran Kementerian Pertanian, dan dukungan dari pemerintah daerah," ujar Amran.
Di tengah berbagai tantangan global, Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil menjaga tingkat inflasi tetap terkendali, meskipun beberapa negara lain mengalami lonjakan inflasi yang signifikan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan pada Juli 2024 tercatat sebesar 2,13 persen, menurun dari inflasi Juni 2024 yang sebesar 2,84 persen.
Sementara itu, inflasi volatile food secara tahunan pada Juli 2024 tercatat sebesar 3,63 persen, turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 5,96 persen. Beras menjadi salah satu komoditas utama yang menyumbang inflasi tahunan sebesar 0,47 persen.
Di sisi lain, indeks Nilai Tukar Petani (NTP) tetap terjaga di atas 100 poin. Pada Juli 2024, NTP meningkat positif sebesar 0,84 poin menjadi 119,61 dari bulan sebelumnya yang 118,77. Sedangkan untuk NTP subsektor tanaman pangan (NTPP), tercatat sebesar 108,32. Pemerintah berhasil menjaga indeks NTPP stabil di atas 100 poin sejak Oktober 2022.
Dari perspektif Produk Domestik Bruto (PDB), subsektor tanaman pangan mencatat laju pertumbuhan tertinggi pada triwulan kedua 2024, dengan angka mencapai 69,09 persen secara kuartalan dibandingkan subsektor lapangan usaha lainnya. Secara tahunan, pertumbuhan subsektor tanaman pangan juga kembali positif menjadi 12,50 persen setelah pada triwulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar -5,50 persen.