- Oleh Fatkhurrohim
- Selasa, 26 November 2024 | 23:32 WIB
: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto didampingi oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar di JiExpo Theater Kemayoran, Jakarta, Kamis (22/8/2024)/Foto: Fajri InfoPublik
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Kamis, 22 Agustus 2024 | 16:32 WIB - Redaktur: Untung S - 324
Jakarta, InfoPublik - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian resmi meluncurkan program Pencanangan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) untuk memperkuat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Program itu diluncurkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, didampingi Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, di JiExpo Theater Kemayoran, Jakarta, Kamis (22/8/2024).
Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa pemerintah, OJK, dan Dewan Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) bersinergi untuk mencapai target inklusi keuangan sebesar 98 persen pada 2045. "Gerakan ini merupakan bentuk kolaborasi seluruh SNKI, baik dari unsur pemerintah maupun otoritas keuangan, untuk mendukung target pembangunan nasional jangka panjang yaitu mewujudkan inklusi keuangan sebesar 98 persen di 2045," ujar Airlangga.
Airlangga juga menyoroti bahwa berbagai program bantuan pemerintah, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Prakerja, dan bantuan iuran untuk BPJS Kesehatan, telah diintegrasikan dalam upaya inklusi keuangan. "Program-program inilah yang terus kita dorong menjadi bagian dari jasa keuangan melalui berbagai layanan atau bantuan sosial yang dilakukan oleh pemerintah," kata Airlangga.
Di hadapan ribuan peserta, termasuk pelajar, perwakilan pemerintah, jasa keuangan, dan perbankan, Airlangga optimis bahwa tingkat inklusi keuangan akan terus meningkat dan menargetkan pencapaian 90 persen di 2024.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengungkapkan bahwa total aset yang ditambah dengan kapitalisasi industri jasa keuangan telah mencapai Rp34 triliun. "Dapat kami laporkan bahwa saat ini total aset ditambah kapitalisasi industri jasa keuangan secara keseluruhan telah mencapai Rp34 triliun," ujar Mahendra.
Mahendra juga menyampaikan harapan bahwa melalui GENCARKAN, OJK dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sehingga tercapai pembangunan ekonomi yang inklusif untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. "OJK bersama pemerintah dan Bank Indonesia berkoordinasi untuk mencapai pembangunan ekonomi yang inklusif dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.
Melalui program GENCARKAN, OJK menargetkan bahwa pada tahun 2045, sebanyak 98 persen pelajar di Indonesia telah memiliki tabungan. Selain itu, melalui program SiMuda OJK, diharapkan para pemuda dan mahasiswa dapat didorong untuk memiliki tabungan atau rekening baru. "Kami berharap program ini akan meningkatkan pemahaman dan penggunaan produk serta layanan keuangan sehingga pada 2025, setidaknya 98 persen pelajar Indonesia memiliki tabungan melalui program GENCARKAN," tambah Mahendra.
Peluncuran GENCARKAN ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk perusahaan jasa keuangan, asuransi, bank konvensional dan syariah, pelajar dari semua jenjang, pelaku UMKM, komunitas masyarakat, serta instansi pemerintah pusat dan daerah. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, juga hadir dalam acara tersebut.