Indonesia Resmikan Pabrik Anoda Baterai Litium Terbesar se-Dunia di Kendal

: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan, Mengatakan PT Indonesia BTR New Energy Material di Kuartal Empat Tahun 2025 Memiliki Kapasitas 160 Ribu Ton, Dengan Demikian Indonesia Akan Menjadi Produsen Anoda Baterai Litium Nomor Dua Dunia. Foto Humas Kemenko Marves RI.


Oleh Fatkhurrohim, Kamis, 8 Agustus 2024 | 06:35 WIB - Redaktur: Untung S - 257


Kendal, InfoPublik – Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Untuk mewujudkan aktivitas produksi, penggunaan komponen dalam negeri, penyerapan tenaga kerja, dan transfer teknologi, pemerintah berupaya menarik investasi sebanyak-banyaknya dalam sektor ini.

Untuk itu, pada Rabu (7/8/2024), Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) meresmikan pabrik bahan anoda baterai litium oleh PT Indonesia BTR New Energy Material di Kawasan Industri Kendal (KIP) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal.

Dengan adanya pabrik ini, Indonesia optimis mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Pemerintah berkomitmen membangun ekosistem kendaraan listrik mulai dari bahan baku, baterai electric vehicles (EV), hingga kendaraan listrik.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) RI, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa pabrik ini memiliki kapasitas 80 ribu ton yang cukup untuk membuat anoda baterai bagi 1,5 juta mobil listrik.

“Pada awal kuartal empat tahun ini, pembangunan fase kedua akan dimulai dan diprediksi selesai pada Maret 2025 sehingga total kapasitas menjadi 160 ribu ton. Dengan kapasitas ini, Indonesia akan menjadi produsen anoda baterai nomor dua terbesar di dunia, dan pabrik ini akan menjadi yang terbesar di dunia,” ungkap Menko Marves Luhut.

BTR New Material Group saat ini telah menjadi produsen material anoda baterai litium terbesar di dunia selama 10 tahun berturut-turut, dengan pangsa pasar sebesar 26% pada tahun 2022. Kerja sama Pemerintah Indonesia dengan produsen baterai ini menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong perkembangan hilirisasi.

"Dasar kredibilitas yang menjadi dasar kepercayaan bagi investor sangat penting. Kita tidak bisa lagi bersaing dengan negara-negara tetangga hanya mengandalkan insentif. Kredibilitas dan kepercayaan menjadi faktor kunci yang harus kita pertahankan," pesan Menko Luhut.

Pabrik anoda baterai litium ini terletak di kawasan industri Kendal, Jawa Tengah, dengan luas 12 hektar. Ekspor perdana direncanakan pada bulan Agustus tahun ini, dengan mengirim sampel 30,8 ton atau satu kontainer produk jadi untuk memenuhi permintaan Samsung, LG, Panasonic, Tesla, dan pelanggan internasional penting lainnya.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Jumat, 20 Desember 2024 | 13:05 WIB
Pertamina Jamin Ketersediaan Energi bagi Masyarakat
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Senin, 16 Desember 2024 | 19:52 WIB
Kementerian PANRB dan DEN Bahas Percepatan Transformasi Digital Pemerintahan
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Senin, 16 Desember 2024 | 17:40 WIB
Pertamina Perkuat Posisi di Pasar Karbon Indonesia
  • Oleh MC PROV KALIMANTAN BARAT
  • Jumat, 13 Desember 2024 | 13:29 WIB
Transformasi Energi Baru Terbarukan di Kalbar: PLN Targetkan Nol Emisi Karbon
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Rabu, 11 Desember 2024 | 06:03 WIB
Bank BJB Syariah Hibahkan Tempat Sampah, Dukung Program Green Campus UIN Jakarta
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Senin, 2 Desember 2024 | 18:45 WIB
LAN Perkenalkan Strategi Baru Pengembangan Kompetensi ASN Mendukung Ekonomi Nasional
  • Oleh Farizzy Adhy Rachman
  • Senin, 2 Desember 2024 | 13:30 WIB
Ketua DEN Luhut Peringatkan Risiko Ekonomi Global di Era Kedua Trump
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 28 November 2024 | 06:30 WIB
Industri Halal Indonesia Menjadi Pemain Utama di Ekonomi Syariah Global