- Oleh Wandi
- Kamis, 7 November 2024 | 06:04 WIB
: Pekerja menggunakan alat berat melakukan proses bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Belawan, Medan, Sumatera Utara, Jumat (12/7/2024). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Mei 2024 mencapai 22,33 miliar dolar Amerika Serikat atau naik secara bulanan 13,82 persen dibandingkan pada April sebesar 19,62 miliar. ANTARA FOTO/Yudi Manar/foc.
Jakarta, InfoPublik - Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap sehat dan mendukung ketahanan eksternal. Defisit transaksi berjalan triwulan II 2024 diprakirakan rendah didorong oleh peningkatan surplus neraca perdagangan barang yang tercatat sebesar 8,0 miliar dolar AS.
Hal itu disampaikan, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Jakarta, Rabu (17/7/2024).
Sementara itu, lanjut Perry, transaksi modal dan finansial diprakirakan mencatat surplus di tengah tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
Investasi portofolio pada triwulan II 2024 diprakirakan mencatat net inflows sebesar 4,3 miliar dolar AS dan berlanjut pada awal triwulan III 2024 (hingga 15 Juli 2024) yang mencatat net inflows sebesar 4,4 miliar dolar AS.
"Posisi cadangan devisa Indonesia akhir Juni 2024 meningkat menjadi sebesar 140,2 miliar dolar AS, setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," ujar Perry.
Secara keseluruhan, tambah Perry, NPI 2024 diprakirakan tetap baik dengan defisit transaksi berjalan yang rendah dalam kisaran sebesar 0,1 persen sampai dengan 0,9 persen dari PDB.
"Neraca transaksi modal dan finansial diprakirakan tetap mencatatkan surplus didukung oleh peningkatan aliran masuk modal asing baik dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik," kata Perry.