- Oleh Mukhammad Maulana Fajri
- Sabtu, 2 November 2024 | 21:37 WIB
: PJ Gurbernur DKI Jakarta saat meninjau pemanfaatan kotoran sapi jadi energi baru terbarukan/ foto: DKI Jakarta
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Sabtu, 13 Juli 2024 | 09:34 WIB - Redaktur: Untung S - 500
Jakarta, InfoPublik - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, meninjau instalasi biogas di peternakan sapi yang terletak di Kelurahan Cikoko, Pancoran, Jakarta Selatan. Kotoran sapi tersebut dimanfaatkan oleh warga menjadi energi terbarukan.
Kegiatan itu dilakukan Heru pada Jumat (12/7/2024). Ia menjelaskan bahwa sebagian warga di wilayah Cikoko telah turun-temurun berprofesi sebagai peternak sapi. Sebelumnya, terdapat keluhan warga sekitar karena para peternak belum mengetahui cara mengelola kotoran sapi. Pemprov DKI Jakarta kemudian berupaya mengatasi permasalahan lingkungan tersebut dengan mengelola kotoran sapi menjadi energi terbarukan, sehingga tidak berdampak negatif bagi lingkungan sekitar.
"Ini cukup bagus dalam pengelolaan lingkungan. Yang pertama, peternak sapi tetap di sini. Dengan adanya pengelolaan yang baik, maka warga juga tidak terganggu. Ini adalah contoh energi terbarukan yang bisa jadi edukasi bagi banyak pihak," ujar Heru dikutip dari siaran pers Pemprov DKI Jakarta, Jumat (12/7/2024).
Instalasi biogas ini akan mengolah limbah kotoran sapi yang terdiri dari feses dan urine. Setelah melalui penampungan kotoran, gas metana akan secara alami muncul. Gas tersebut kemudian ditampung dan didistribusikan melalui pipa ke rumah-rumah warga yang berada di sekitar kandang.
"Gas disalurkan kepada warga. Sampai saat ini, ada 27 rumah yang sudah menerima gas tersebut. Untuk sementara waktu, gas ini masih gratis oleh koperasi di sini. Ke depan, akan dikenakan tarif Rp30.000 per rumah per bulan. Jika biasanya warga menghabiskan dua tabung LPG senilai Rp60.000, nantinya hanya ditarik Rp30.000 dan tanpa batas penggunaan, warga bisa memakainya sepuasnya," jelas Heru.
Selain biogas, ada pula pupuk dari urine sapi yang dijual seharga Rp25.000, pupuk padat dari feses sapi seharga Rp10.000, dan pupuk cair seharga Rp20.000. Masyarakat dapat membeli produk ini secara online melalui nomor telepon 081-7762-611.
Heru menyebut bahwa pengelolaan kotoran sapi akan mengadopsi inovasi yang dilakukan di peternakan sapi biogas Cikoko. Ia menyampaikan bahwa terdapat 73 peternak sapi di Jakarta Selatan, masing-masing memiliki 10-15 ekor sapi.
"Pengelolaan keuangan nantinya akan melibatkan koperasi yang sudah lama diikuti oleh para peternak. Hasil penjualan akan masuk ke koperasi, dan dana yang terkumpul akan digunakan untuk perawatan," tambah Heru.
Fitri, salah satu warga sekitar peternakan sapi, mengaku sangat terbantu dengan adanya solusi energi terbarukan ini. Kini, ia tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli gas karena rumahnya sudah terpasang pipa biogas dari peternakan sapi.
"Sebelumnya, saya tinggal di Cikarang dan setiap bulan bisa menghabiskan empat tabung gas atau Rp88.000. Kebetulan saya punya usaha catering, Alhamdulillah, saya tidak mengeluarkan biaya apapun untuk beli gas semenjak tinggal di sini," ujar Fitri.
Fitri juga menyampaikan bahwa tetangganya turut menikmati manfaat dari biogas ini. Terlebih, saat perayaan Idulfitri, ia dan warga sekitar memasak ketupat dan rendang untuk santapan lebaran menggunakan biogas.
"Apalagi kalau lebaran, semuanya pakai (biogas). Saya beruntung banget ada biogas, semoga jangan sampai mati. Karena, sampai sekarang nggak ada halangan mati biogasnya," katanya.