Indonesia -Vietnam Terus Pacu Investasi, Bidik Kerja Sama Kendaraan Listrik

: Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita bertemu dengan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Vietnam Nguyen Hong Dien di Hanoi, Kamis (11/1/2024)/Foto: Dok Kemenperin


Oleh Baheramsyah, Jumat, 12 Januari 2024 | 07:42 WIB - Redaktur: Untung S - 357


Jakarta, InfoPublik - Indonesia dan Vietnam terus memperkuat kerja sama bilateral yang komprehensif, termasuk dalam sektor industri. Kolaborasi itu diharapkan mendorong peningkatan investasi baru di sektor industri yang berujung pada pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Komitmen itu tertuang dalam pertemuan antara Menteri Perindustrian (Menperin) RI Agus Gumiwang Kartasasmita dengan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Vietnam Nguyen Hong Dien di Hanoi, Kamis (11/1/2024). Kegiatan itu dalam rangkaian agenda Menperin Agus mendampingi Presiden RI Joko Widodo pada kunjungan kenegaraan di Vietnam.

“Vietnam adalah salah satu negara mitra dagang utama bagi Indonesia. Secara keseluruhan total perdagangan Indonesia dan Vietnam terus mengalami peningkatan. Pada 2022, nilai perdagangan kedua negara sebesar USD13,3 miliar,” kata Menperin Agus dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis (11/1/2024) malam.

Pada pertemuan kedua menteri tersebut, Menperin menyampaikan, pada 2023 Indonesia sukses menjadi tuan rumah pada Keketuaan ASEAN dengan mengusung tema "Epicentrum of Growth". Salah satu kesepakatan yang telah dicapai, yakni pembentukan task force yang bertugas untuk meningkatkan penurunan karbon dan good regulatory practice (GRP).

“Kami mengusulkan perlunya kerja sama pengembangan ekosistem industri baik secara bilateral ataupun melalui wadah ASEAN,” ujarnya.

Menperin juga menyampaikan, Indonesia mengundang Vietnam untuk turut berkolaborasi mendorong keterlibatan sektor swasta dalam ASEAN Industrial Project Based Initiative (AIPBI), yang merupakan usulan Kementerian Perindustrian RI.

Menperindag Nguyen Hong Dien menyambut baik usulan Menperin Agus untuk melakukan kerja sama bidang industri karena Vietnam perlu banyak belajar dari Indonesia. Vietnam pun mengapresiasi Keketuaan ASEAN Indonesia pada 2023 yang menghasilkan banyak prioritas pengembangan ekonomi, termasuk di sektor industri.

“Kami akan menjalin kerja sama industri yang dilakukan secara bilateral dan setelahnya dapat diperluas di tingkat ASEAN,” ujarnya.

Vietnam juga mengusulkan kerja sama di bidang teknologi digital, semikonduktor, dan hilirisasi sumber daya alam (SDA). Apalagi kedua negara memiliki SDA melimpah seperti nikel di Indonesia dan tanah jarang di Vietnam yang sangat diperlukan dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Sampai November 2023, penanaman modal investasi Indonesia di Vietnam mencapai USD651,21 juta dengan total 120 proyek. Realisasi investasi Indonesia menduduki posisi ke-5 di antara negara ASEAN yang memiliki modal investasi di Vietnam.

Sementara itu, Indonesia masih menjadi negara tujuan investor Vietnam dalam menanamkan modalnya di sektor industri. Pada 2023, terjadi peningkatan realisasi investasi Vietnam di Indonesia dengan nilai sebesar USD1,5 juta atau meningkat 6,1 persen dari tahun sebelumnya. Adapun investasi di sektor industri meliputi industri industri kertas dan percetakan serta industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya.

Kepada Menperindag Vietnam, Menperin RI menyampaikan sejumlah potensi kerja sama Indonesia-Vietnam, seperti pengembangan kendaraan listrik, industri hijau, food security maupun pendukung sektor industri seperti penguatan litbang dan SDM.

“Kami mengundang pihak Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam untuk terus melakukan diskusi dengan kami dalam rangka memperkuat kerja sama dan kolaborasi ini,” tuturnya.

Agus mengemukakan, Indonesia merupakan pasar yang sangat besar untuk sektor otomotif. Data menunjukkan, kepemilikan mobil di Indonesia sebesar 19,1 juta unit sedangkan sepeda motor 128 juta unit. Selain itu, proyeksi permintaan baterai untuk kendaraan listrik di Indonesia juga diperkirakan semakin meningkat ke depannya.

Menperin Agus berharap, kedua negara dapat saling mendukung untuk penyelenggaraan Pertemuan Tingkat Menteri Industri di ASEAN yang rutin dilakukan setiap tahun karena peluang dan tantangan sektor industri akan semakin terlihat.

Indonesia saat ini masuk peringkat 10 besar manufaktur dunia dengan nilai global manufacturing output sebesar 1,4 persen, sesuai laporan yang dirilis oleh Safeguard Global. Sedangkan, berdasarkan data World Population Review, Indonesia menempati peringkat ke-12 dan Vietnam posisi ke-23.

Dalam kunjungan tersebut, Menperin RI didampingi oleh Dubes RI untuk Vietnam, Dirjen KPAII, Dirjen ILMATE, para Staf Khusus Menteri dan para pejabat Eselon II terkait. Adapun Menperindag Vietnam didampingi oleh DG Asia-Africa Markets Development, Leader of Industry Agency, Leader of Agency of Foreign Trade, dan beberapa pejabat teras Kemenperindag Vietnam.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Sabtu, 21 Desember 2024 | 14:57 WIB
Menkomdigi Ajak UMKM Siap Hadapi Tantangan Teknologi AI
  • Oleh MC KAB MUSI BANYUASIN
  • Sabtu, 21 Desember 2024 | 00:59 WIB
Pemkab Muba Puji Kepedulian Sosial dan Lingkungan PT Ghutrie Pecconina Indonesia
  • Oleh Mukhammad Maulana Fajri
  • Kamis, 19 Desember 2024 | 10:55 WIB
Pertamina Buka lagi 31 Titik Baru BBM Satu Harga, Total 573 Lokasi di Seluruh Indonesia
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Selasa, 17 Desember 2024 | 14:44 WIB
Indonesia Terima lagi Repatriasi Objek Warisan Budaya dari Belanda
  • Oleh Wahyu Sudoyo
  • Minggu, 15 Desember 2024 | 21:36 WIB
Teknologi Digital Kunci Masa Depan Indonesia yang Inklusif dan Berkelanjutan