- Oleh Putri
- Jumat, 22 November 2024 | 22:34 WIB
: Foto: KemenkopUKM
Oleh Putri, Minggu, 22 Oktober 2023 | 22:00 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 135
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menggandeng sejumlah perguruan tinggi untuk meningkatkan rasio wirausaha muda terutama dari kalangan mahasiswa atau milenial melalui program Enterpreneur Hub (E-Hub).
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melalui keterangan resmi yang dikutip InfoPublik Minggu (22/10/2023) mengatakan salah satu universitas yang digandeng adalah Universitas Hasanudin (UnHas) di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Kerja sama ini untuk menambah persentase kewirausahaan nasional. Kita butuh sekitar satu juta wirausaha baru dan kita ingin itu dari kalangan kampus. Sejumlah regulasi saat ini juga memungkinkan semakin mudahnya dalam berwirausaha,” kata Menteri Teten.
Terbitnya Perpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan, pemerintah bersama swasta, akademisi dan multi stakeholder lain akan bersama untuk mendukung pengembangan ekosistem kewirausahaan.
Pada Perpres ini pemerintah menargetkan rasio kewirausahaan nasional sebesar 3,95 persen dan pertumbuhan wirausaha baru sebesar empat persen pada 2024.
Menteri Teten menegaskan pemerintah akan memberikan dukungan berupa pendampingan (inkubasi) hingga akses pendanaan bagi wirausahawan muda terutama dari kalangan mahasiswa dengan syarat memiliki ide atau inovasi pengembangan bisnis yang prospektif.
Saat ini sudah banyak enabler atau inkubator bisnis yang siap memberikan pendampingan secara menyeluruh terhadap siapa saja yang memiliki rencana bisnis yang prospektif. Apalagi jika rencana bisnis yang digagasnya dipadukan dengan teknologi informasi.
"Bahkan tidak perlu punya pabrik atau rumah produksi sendiri, dengan ekosistem yang kita bangun seperti rumah produksi bersama atau maklon orang sudah bisa memiliki usaha," kata Menteri Teten.
Ia mendorong agar kampus atau universitas mulai mengubah pola pikirnya agar anak didiknya kian kreatif untuk menciptakan ide bisnis di tengah studi yang dijalani. Perubahan pola pikir ini bisa dilakukan dengan memasukkan studi khusus kewirausahaan.
"Kita harus mulai berbenah dan kita sudah mulai bicara dengan berbagai kampus untuk mengubah kurikulumnya agar tidak menciptakan sarjana menjadi pegawai tapi harus jadi pabrik enterpreuner," ucap Menteri Teten.
Ia meminta para mahasiswa yang sedang dan akan memulai bisnis untuk melihat potensi keunggulan di daerahnya. Sebab dengan mapping yang tepat, perjalanan bisnis yang digeluti akan memiliki daya saing yang tinggi.