Terminal Kijing Kalimantan Barat Diyakini Dukung Hilirisasi Industri

:


Oleh Wahyu Sudoyo, Selasa, 9 Agustus 2022 | 22:15 WIB - - 238


Jakarta, InfoPublik Pengoperasian Terminal Kijing di Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat diyakini akan memperkuat rantai ekosistem industri pelabuhan nasional sehingga dapat mendukung program hilirisasi.

Demikian dikatakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, dalam keterangan persnya, dikutip antaranews, Selasa (9/8/2022).

"Pelabuhan Terminal Kijing yang kapasitasnya akan meningkat ini membuat daya saing kita nantinya makin kuat, serta memantapkan rantai ekosistem industri pelabuhan kita sehingga makin terkoneksi dan mendukung hilirisasi industri," ujarnya.

Erick menjelaskan, peran Kementerian BUMN berperan dalam pembangunan Terminal Kijing, salah satunya melalui kolaborasi pendanaan mandiri antara PT Pelabunan Indonesia (persero) atau Pelindo dan PT Wijaya Karya (persero) Tbk atau WIKA untuk mempercepat kapasitas Pelindo menjadi operator pelabuhan bertaraf internasional.

Pernan Pelindo dalam terminal Kijing diharapkan dapat menghubungkan belasan ribu pulau di Indonesia, membawa arus pertumbuhan perekonomian, dan menaikkan daya saing Indonesia.  Sebab, Indonesia masih dianggap sebagai negara dengan biaya logistik tertinggi.

"Karena itu, saya berharap keberadaan pelabuhan Terminal Kijing ini harus dimanfaatkan secara optimal sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya Kalimantan Barat yang memiliki potensi crude palm oil (minyak kelapa sawit), bauksit, dan sumber alam lainnya melalui efisiensi jalur distribusi dari kawasan industri menuju lokasi bongkar muat barang. Hal ini bertujuan menekan biaya logistik agar lebih ekonomis," katanya.

Terminal Kijing adalah pelabuhan terbesar di Pulau Kalimantan dengan kapasitas hingga 1,95 juta TEUs kontainer dan 28 juta ton barang.

Terminal itu akan memperkuat ekosistem industri pelabuhan nasional, sekaligus daya saing pelabuhan-pelabuhan Indonesia sebagai jalur strategis perdagangan di Asia Tenggara serta internasional.

Menurut Erick, walaupun baru digunakan untuk 500 ribu TEUs kontainer dan 8 juta ton, namun terminal Kijing memiliki nilai strategis bagi pemerataan dan akselerasi pertumbuhan ekonomi di daerah dan nasional.

Kontribusi yang disediakan pelabuhan tersebut diharapkan memperkokoh posisi Pelindo sebagai operator terminal peti kemas terbesar ke delapan di dunia dengan total arus peti kemas atau throughput mencapai 16,7 juta TEUs. (foto: Humas Kementerian BUMN).