:
Oleh Putri, Rabu, 22 Maret 2017 | 23:01 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 339
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Koperasi UKM telah merilis ratio wirausaha tahun 2016 mencapai 3,1 persen yang meningkat dari ratio sebelumnya mencapai 1,67 persen. Ini artinya ratio kewirausahaan Indonesia melampai batas minimal kewiraushaan negara, dua persen.
Menteri Koperasi UKM AAGN Puspayoga menargetkan ratio worausaha Indonesia pada awal 2017 mencapai empat persen. Target tersebut diharapakan bisa tercapai apabila semua pihak bekerja sama seperti pemeri tah pusat, pemerintah daerah, mahasiswa, kampus, BUMN, dan lainnya. "Mudah-mudahan tahun depan naik menjadi empat persen. Penduduk Indonesia berjumlah 250 juta orang namun jumlah kewirausahaannya masih kecil. Paling tidak, jumlah kewirausahaannya setara dengan Malaysia yang mencapai lima persen," katanya melalui keterangan resminya Rabu (22/3) di Jakarta.
Menteri Puspayoga melanjutkan, untuk menumbuhkan kewirausahaan, mahasiswa dan kampus adalah sasaran paling potensial. Pihaknya mendatangi kampus-kampus seluruh Indonesia untuk adakan pelatihan sumber daya manusia (SDM).
Pemda juga diminta untuk merancang program-program yang mendukung kewirausahaan. Pelatihan SDM yang dilakukan pemerintah saat jika diikuti dengan pembiayaan akan efektif. Maka dari itu, pemerintah sudah mengeluarkan sejumlah pembiayaan seperti KUR, Kredit Ultra Mikro dengan plafon maksimal 10 juta, Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE), serta kemudahan biaya ekspor.
Menteri Puspayoga juga mengatakan kebijakan tersebut dikeluarkan pemerintah dengan tujuan membantu biaya produksi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sehingga bisa berdaya saing kuat. Ia juga meminta secara khusus agar sektor pariwisata menjadi skala prioritas. "Sebab jika pariwisata berkembang, otomatis akan menambahkan wirausaha baru dari berbagai sektor seperti kuliner, kerajinan, dan penginapan. Contohnya homestay yang dikelola UKM maupun koperasi yang sudahmenjamur di daerah-daerah wisata," terang Menteri Puspayoga.