:
Oleh Baheramsyah, Minggu, 19 Maret 2017 | 21:45 WIB - Redaktur: Juli - 6K
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong Provinsi Kalimantan Barat untuk mengembangkan potensi ternak lokal secara terpadu guna mendukung tercapainya swasembada protein hewani.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan I Ketut Diarmita mengatakan saat ini pihaknya terus mendorong pengembangan ternak lokal secara terpadu.
"Target kita tidak lagi hanya mewujudkan swasembada daging sapi saja, tetapi swasembada protein hewani," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu (19/3).
Ketut meminta kepada seluruh civitas akademika Universitas Tanjung Pura khususnya Himpunan Mahasiswa Peternakan Fakultas Pertanian untuk lebih berperan aktif mendorong pengembangan potensi ternak lokal terpadu di Kalimantan Barat yang berbasis aplikasi teknologi dalam mendukung diversifikasi kebutuhan protein hewani.
"Teknologi itu banyak di Perguruan Tinggi, sehingga harus disebarkan ke masyarakat untuk dapat diimplementasikan”, ungkap Ketut dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (19/3).
Menurutnya, kebijakan sektor peternakan saat ini diarahkan untuk membangun kedaulatan pangan sebagai implementasi butir ke-7 dari Nawacita Pemerintahan Presiden Jokowi. Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan, kedaulatan pangan didefinisikan sebagai Hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
“Secara umum, sumber protein hewani asal ternak di masyarakat Indonesia telah mengalami diversifikasi, sehingga tidak tergantung pada satu macam sumber protein” kata Ketut.
Hal ini dapat dilihat dari data partisipasi konsumsi pangan hewani masyarakat Indonesia periode 2011-2014, terlihat partisipasi masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi protein sudah semakin meningkat. Partisipasi konsumsi masyarakat untuk kelompok pangan hewani asal ternak pada tahun 2014 terhadap komoditas daging sapi sekitar 23 persen, daging unggas 48,75 persen dan telur sekitar mencapai 83 persen," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pangan Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat Abdul Manaf Mustafa mengatakan, konsumsi protein hewani per kapita provinsi Kalimantan Barat sebesar 2,61 kg/kapita/thn. Kebutuhan protein hewani di Provinsi Kalbar dipenuhi dari daging ayam, daging babi dan telur yang telah swasembada.
Kebutuhan daging di Kalbar sebanyak 82.989 ton dengan kontribusi dari Unggas sebanyak 55.602 ton (67 persen), Babi sebesar 15.846 ton (19 persen), Sapi 7.636 ton (9,2 persen ), Kambing sebesar 3.863 ton (4.7 persen), Lain-lain sebesar 42 ton (0,1 persen). Sedangkan populasi sapi saat ini masih kecil, berdasarkan data statistik peternakan Provinsi Kalbar tahun 2015 sebanyak 156.943 ekor dengan jumlah pemotongan sebesar 53.611 ekor, sehingga untuk pemenuhan kebutuhan, sekitar 38 persen dipenuhi dari sapi bakalan yang didatangkan dari pulau Madura Jawa Timur.
"Untuk itu, Pemerintah Daerah Provinsi Kalbar saat ini terus berusaha untuk meningkatkan populasi sapi di tingkat peternak," ujarnya.