:
Oleh H. A. Azwar, Rabu, 8 Juni 2016 | 10:25 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 825
Jakarta, InfoPublik - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri menghadiri puncak acara Konferensi Ketenagakerjaan Internasional atau International Labour Conference (ILC) ke-105 yang digelar di Palais des Nations, di Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa) di Jenewa, Swiss.
Konferensi Ketenagakerjaan Internasional (ILC) menetapkan kebijakan internasional mengenai ketenagakerjaan, diadakan setiap setahun sekali di Jenewa, Swiss. Konferensi ILC ke-105 tahun ini berlangsung selama 2 pekan dari 30 Mei hingga 10 Juni 2016, dihadiri oleh perwakilan delegasi dari 187 negara anggota dan melibatkan lebih dari 5.000 delegasi dari seluruh dunia, mengambil tema “Membangun Masa Depan dengan Kerja Layak” (Building a Future with Decent Work).
Masing-masing Negara anggota diwakili oleh delegasi yang terdiri dari delegasi pemerintah, delegasi pengusaha, delegasi pekerja, dan penasihat. Setiap delegasi memiliki hak bersuara, hak mengungkapkan pendapat yang sama untuk membahas isu-isu terkini yang dihadapi dunia ketenagakerjaan. Adapun isu utama yang dibahas adalah Pekerja Muda, Manajemen rantai suplai dan pekerjaan yang layak.
Hanif dijadualkan akan menyampaikan pidato resmi pada Rabu tanggal 8 Juni 2016 dihadapan semua pimpinan delegasi negara-negara anggota ILO, termasuk Mildred Oliphant (President ILC 2016) dan Guy Ryder (Direktur Jenderal ILO).
Kita mendukung penyelenggaraan ILC ini sebagai sarana untuk meningkatkan komitmen dan kerjasama bidang ketenagakerjaan diantara sesama negara-negara anggota ILO, kata Hanif di Jakarta, Selasa (7/6) sesaat sebelum berangkat ke Jenewa, Swiss.
Menurut Hanif, pertemuan-pertemuan dalam ILC yang digelar setiap tahun secara rutin ini melibatkan unsur tripartit dari masing-masing negara yang terdiri dari unsur pemerintah, unsur asosiasi pengusaha dan unsur serikat pekerja/serikat buruh (SP/SB).
Sidang ILC ini didahului dengan pertemuan masing-masing unsur tripartit kemudian dilanjutkan dengan dialog bersama untuk mencari terobosan solusi dalam menangani berbagai isu dan tantangan ketenagakerjaan yang tengah terjadi, ujarnya.
Pada Sidang ILC tahun ini, delegasi Indonesia yang dipimpin Menaker M Hanif Dhakiri mengirimkan delegasi untuk hadir dan aktif dalam pembahasan 4 (empat) komite yaitu, Komite Aplikasi Standar (Commite on the Application of Standards) dan Komite Ketenagakerjaan dan Pekerjaan Layak untuk Transisi Perdamaian (Committee on Employment and decent work for the transition to peace).
Adapun dua komite lainnya adalah Komite Pekerjaan yang Layak dalam Rantai Pasokan Global(Committee on Decent work in global supply chains), dan Komite lain akan mengevaluasi Deklarasi ILO tahun 2008 mengenai Keadilan Sosial untuk Kesejahteraan Global (Committee for the Social Justice Declaration).
“Delegasi Indonesia berkomitmen melaksanakan tugas secara optimal dengan mengikuti persidangan secara seksama dan dapat memberikan usulan dan masukan yang konstruktif untuk kepentingan pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia khususnya dan internasional pada umumnya,” tutur Hanif.
Sebelumnya, Direktur Jenderal ILO, Guy Ryder membuka ILC ke-105 pada 30 Mei 2016 dengan menyampaikan laporannya yang berjudul “Prakarsa untuk akhiri Kemiskinan : Agenda ILO 2030”. Ryder mengatakan bahwa, “Golongan sangat kaya menciptakan kapasitas untuk semakin memperkaya dirinya dan semakin memiskinkan yang miskin, sehingga keadilan sosial akan semakin jauh di angan-angan”.
Ryder terus mendorong proses kerja yang mereview standar buruh dalam Komite aplikasi standar. Menurutnya, sistem yang kuat, berwibawa dan memiliki standar yang relevan adalah prasyarat yang efektif dan berpengaruh dalam dunia kerja.
Konferensi ini juga mengusulkan untuk menyetujui amandemen yang diajukan Konvensi Pekerja Maritim 2006, untuk memodifikasi aturan Sertifikat Buruh Maritim, yang mengakomodir aturan terhadap intimidasi dan penindasan awak kapal. Perubahan lain yang diajukan, adalah usulan untuk memodernisasi dokumen identitas pelaut sebagaimana dimaksud dalam Konvensi 185.
Pada hari pertama Konferensi, Mildred Oliphant terpilih sebagai Presiden Konferensi ILC Ke-105 dari 30 Mei-10 Juni 2016. Oliphant telah menjadi Menteri Tenaga Kerja Republik Afrika Selatan sejak November 2010. Terpilih juga sebagai Wakil Presiden, Ramón Alberto Morales Quijano (Delegasi pemerintah) dari Panama, Alberto Echavarria (delegasi Pengusaha) dari Kolombia dan Eric Manzi (Delegasi Pekerja) dari Rwanda.