BI: Keyakinan Investor Dorong Penguatan Rupiah

:


Oleh Amrln, Rabu, 23 Maret 2016 | 19:02 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 233


Jakarta, InfoPublik - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menyatakan penguatan Rupiah yang terjadi saat ini adalah dampak dari adanya keyakinan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
"Keyakinan investor terhadap Indonesia berkontribusi terhadap penguatan rupiah," kata Agus dalam seminar internasional “Structural Reforms in Emerging Asia” di Jakarta, Rabu (23/3).
Menurutnya, kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia menjadi alasan arus modal mengalir deras dalam beberapa waktu terakhir. Sehingga nilai tukar rupiah bergerak dalam tren penguatan, bahkan sempat menyentuh level Rp12.990 per dolar AS.
Ditambahkannya, investor yakin, karena ekonomi Indonesia masih tumbuh sampai dengan 4,8% pada 2015 padahal banyak negara mengalami pelemahan yang dalam. Inflasi berhasil dijaga pada level 3,35% dan defisit transaksi berjalan (Current Account Defisit/CAD) sebesar US$ 17,7 miliar atau sekitar 2,1% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Pada bagian lain, Gubernur BI memaparkan bahwa kondisi perekonomian global saat ini masih menekan pasar keuangan dan memberikan kekhawatiran tersendiri bagi perekonomian negara berkembang, termasuk Indonesia.‎
Meski risiko yang dirasakan Indonesia tidak akan se-kekstrem tahun lalu, namun guna meminimalisir tekanan tersebut perlu dilakukan reformasi struktural. "Kita perlu menerapkan strategi untuk menggapai pertumbuhan, untuk menangkap potensi-potensi dalam negeri," ujarnya.
Selama ini, lanjutnya, pembangunan infrastruktur yang belum merata di Tanah Air menjadi hambatan tersendiri untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan. Padahal, infrastruktur berkontribusi cukup besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara.‎
"Energi, terutama listrik itu bisa menarik banyak investasi di Indonesia. Peningkatan ini bisa meningkatkan pertumbuhan sekitar 0,25% per tahun," ungkap Agus.
Menurutnya, koordinasi yang penuh antara BI dan pemerintah juga diharapkan mampu menjaga stabilitas ekonomi nasional.‎ "BI telah menurunkan suku bunga acuan, namun stabilitas tetap prioritas. Kami masih optimistis pertumbuhan bisa lebih tinggi, dengan peningkatan investasi swasta," katanya.